Surabaya (Antara Jatim) - Pengacara senior Trimoelja D Soerjadi mengaku paling terkesan dengan almarhum Adnan Buyung Nasuiton adalah saat diajak makan di restoran Jepang untuk pertama kali dalam hidupnya.
"Yang paling saya ingat dalam hidup saya adalah diajak makan masakan Jepang bersama dengan Bang Buyung di restoran Jepang yang ada di lantai bawah kantornya saat itu," katanya saat dihubungi terkait dengan kenangan berkesan dalam hidup bersama almarhum Adnan Buyung Nasution, Rabu.
Ia mengatakan, saat itu, sekitar tahun 1984 Trimoelja sedang berkonflik dengan Kepala Pengadilan Tinggi Jawa Timur terkait dengan surat izin praktik sebagai seorang pengacara setiap dua tahun sekali.
"Sebagai seorang pengacara, saya tentunya berontak, karena saya tidak mau dikebiri dengan adanya surat tersebut, karena SK yang saya miliki ini dikeluarkan oleh Menteri Kehakiman saat itu," kata pengacara asal Surabaya ini.
Ia mengatakan, karena protes tersebut, kemudian saat dirinya berpekara di Pengadilan Negeri Surabaya sempat ditanya oleh hakim yang bertugas apakah dirinya sudah mengurus izin praktik.
"Karena mendapatkan pertanyaan tersebut, saya kemudian mendatangi kepala pengadilan negeri, dan alasan kepala pengadilan negeri saat itu dirinya mendapatkan surat edaran dari kepala pengadilan tinggi. Saya saat itu, merasa ada yang tidak benar kemudian menulis surat kepada menteri kehakiman hingga akhirnya surat dari kepala kejaksaan tinggi terkait dengan praktik gugur dengan sendirinya," katanya.
Kemudian setelah itu, dirinya mendapatkan telepon dari Bang Buyung yang mengatakan kalau ada waktu ke Jakarta disuruh mempir ke kantornya.
"Di dalam kantornya itulah, saya disanjung-sanjung karena berhasil melawan kepala pengadilan tinggi. Dan saat itu juga saya diajak makan masakan Jepang yang ada di lantai bawah kantor Bang Buyung," katanya.
Disinggung terkait dengan kondisi terakhir Buyung Nasution, dirinya menyatakan, jika saat mendengar kondisi Buyung sedang kritis dirinya langsung ke Jakarta.
"Di rumah sakit tadi pagi saya datang sekitar pukul 09.30 WIB. Belum banyak rekan yang hadir, hanya keluarga dan sekretarisnya," katanya.
Dirinya mendapatkan informasi kalau kondisi Buyung sudah koma sejak semalam.
"Saya sempat berbicara dengan putranya, dan keluarga sudah ikhlas. Saya juga sempat berbicara dengan dokter, dan yang saya tangkap memang kondisinya sudah kritis. Kemudian tidak lama setelah itu, Bang Buyung meninggal dunia. Jadi saya berada di sana saat meninggalnya tadi," katanya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015
"Yang paling saya ingat dalam hidup saya adalah diajak makan masakan Jepang bersama dengan Bang Buyung di restoran Jepang yang ada di lantai bawah kantornya saat itu," katanya saat dihubungi terkait dengan kenangan berkesan dalam hidup bersama almarhum Adnan Buyung Nasution, Rabu.
Ia mengatakan, saat itu, sekitar tahun 1984 Trimoelja sedang berkonflik dengan Kepala Pengadilan Tinggi Jawa Timur terkait dengan surat izin praktik sebagai seorang pengacara setiap dua tahun sekali.
"Sebagai seorang pengacara, saya tentunya berontak, karena saya tidak mau dikebiri dengan adanya surat tersebut, karena SK yang saya miliki ini dikeluarkan oleh Menteri Kehakiman saat itu," kata pengacara asal Surabaya ini.
Ia mengatakan, karena protes tersebut, kemudian saat dirinya berpekara di Pengadilan Negeri Surabaya sempat ditanya oleh hakim yang bertugas apakah dirinya sudah mengurus izin praktik.
"Karena mendapatkan pertanyaan tersebut, saya kemudian mendatangi kepala pengadilan negeri, dan alasan kepala pengadilan negeri saat itu dirinya mendapatkan surat edaran dari kepala pengadilan tinggi. Saya saat itu, merasa ada yang tidak benar kemudian menulis surat kepada menteri kehakiman hingga akhirnya surat dari kepala kejaksaan tinggi terkait dengan praktik gugur dengan sendirinya," katanya.
Kemudian setelah itu, dirinya mendapatkan telepon dari Bang Buyung yang mengatakan kalau ada waktu ke Jakarta disuruh mempir ke kantornya.
"Di dalam kantornya itulah, saya disanjung-sanjung karena berhasil melawan kepala pengadilan tinggi. Dan saat itu juga saya diajak makan masakan Jepang yang ada di lantai bawah kantor Bang Buyung," katanya.
Disinggung terkait dengan kondisi terakhir Buyung Nasution, dirinya menyatakan, jika saat mendengar kondisi Buyung sedang kritis dirinya langsung ke Jakarta.
"Di rumah sakit tadi pagi saya datang sekitar pukul 09.30 WIB. Belum banyak rekan yang hadir, hanya keluarga dan sekretarisnya," katanya.
Dirinya mendapatkan informasi kalau kondisi Buyung sudah koma sejak semalam.
"Saya sempat berbicara dengan putranya, dan keluarga sudah ikhlas. Saya juga sempat berbicara dengan dokter, dan yang saya tangkap memang kondisinya sudah kritis. Kemudian tidak lama setelah itu, Bang Buyung meninggal dunia. Jadi saya berada di sana saat meninggalnya tadi," katanya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015