Kediri (Antara Jatim) - Dinas Perindustrian, Perdagangan, Pertambangan dan Energi (Disperindagtamben) Kota Kediri, Jawa Timur, masih menyelidiki penyebab kelangkaan tabung elpiji ukuran 3 kilogram yang memicu harga naik menjadi Rp19 ribu sampai Rp20 ribu per tabung dari Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp16 ribu per tabung di tingkat pengecer.
"Kami masih selidiki mengapa terjadi kelangkaan. Padahal, dari agen ke pangkana normal dengan kuota tetap," kata Kepala Disperindagtamben Kota Kediri Yetti Sisworini di Kediri, Rabu.
Ia mengatakan sudah melakukan pemantauan langsung terkait dengan kelangkaan stok elpiji ukuran 3 kilogram di Kota Kediri ini, namun sampai saat ini belum menemukan penyebabnya.
Ia menduga, kelangkaan itu karena dipicu tingginya permintaan masyarakat, terutama saat Agustus karena banyak agenda masyarakat. Kondisi itu juga memicu semakin tingginya permintaan tabung elpiji ukuran 3 kilogram tersebut.
Namun, saat dikonfirmasi adanya kemungkinan tabung elpiji itu digunakan untuk aktivitas di warung besar bukan di pedagang kecil ataupun pedagang kaki lima, Yetti mengatakan belum mengetahui.
Sesuai dengan aturan, untuk penggunaan tabung bersubsidi itu hanya boleh digunakan untuk warga ataupun untuk pedagang kaki lima, sementara untuk warung besar tidak diperbolehkan.
Pihaknya juga sudah meminta kepada Himpunan Pengusaha Minyak dan Gas (Hiswana Migas) Kediri, untuk mengajukan tambahan kuota tabung elpiji ukuran 3 kilogram tersebut. Dari informasi yang didapat, Pertamina bersedia untuk menambah alokasinya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015
"Kami masih selidiki mengapa terjadi kelangkaan. Padahal, dari agen ke pangkana normal dengan kuota tetap," kata Kepala Disperindagtamben Kota Kediri Yetti Sisworini di Kediri, Rabu.
Ia mengatakan sudah melakukan pemantauan langsung terkait dengan kelangkaan stok elpiji ukuran 3 kilogram di Kota Kediri ini, namun sampai saat ini belum menemukan penyebabnya.
Ia menduga, kelangkaan itu karena dipicu tingginya permintaan masyarakat, terutama saat Agustus karena banyak agenda masyarakat. Kondisi itu juga memicu semakin tingginya permintaan tabung elpiji ukuran 3 kilogram tersebut.
Namun, saat dikonfirmasi adanya kemungkinan tabung elpiji itu digunakan untuk aktivitas di warung besar bukan di pedagang kecil ataupun pedagang kaki lima, Yetti mengatakan belum mengetahui.
Sesuai dengan aturan, untuk penggunaan tabung bersubsidi itu hanya boleh digunakan untuk warga ataupun untuk pedagang kaki lima, sementara untuk warung besar tidak diperbolehkan.
Pihaknya juga sudah meminta kepada Himpunan Pengusaha Minyak dan Gas (Hiswana Migas) Kediri, untuk mengajukan tambahan kuota tabung elpiji ukuran 3 kilogram tersebut. Dari informasi yang didapat, Pertamina bersedia untuk menambah alokasinya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015