Surabaya (Antara Jatim) - Gubernur Jawa Timur Soekarwo melapor ke Presiden RI Joko Widodo terkait pengentasan wanita tuna susila (WTS), termasuk tindak lanjut dari hasil penutupan sejumlah lokalisasi di wilayahnya.

"Di Jatim dulu, ada 47 lokalisasi dengan 7.217 orang. Syukurlah sekarang sudah sangat berkurang," ujarnya di sela pembukaan Musyawarah Nasional IX Majelis Ulama Indonesia (MUI) di Gedung Negara Grahadi, Jalan Gubernur Suryo Surabaya, Selasa.

Program pengentasan WTS, kata dia, juga tidak lepas dari peran Pemerintah Kota/Kabupaten bersama Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi sehingga tugas dan fungsinya sangat dibutuhkan.

"Pemprov Jatim sejak 2010 untuk mengurangi WTS dan lokalisasi di wilayah Jatim. Yang melandasinya adalah untuk menghilangkan kemaksiatan supaya nanti diberi jalan kemudahan bagi masyarakat Jatim," ucapnya.

Pakde Karwo, sapaan akrabnya, mengatakan dari 47 lokalisasi yang tersebar, saat ini masih tersisa satu di kawasan Kota Mojokerto yang belum berhasil dientas.

"Masih 23 WTS di sana. Insya Allah segera kita didik mereka untuk beralih profesi dan kembali ke jalan yang benar," katanya.

Dalam program tersebut, lanjut dia, MUI Jatim juga mengkader dai khusus lokalisasi yang dinamai Ikatan Dai Lokalisasi (Idial) untuk mengajak penghuninya, mulai dari WTS dan mucikari tidak lagi melanjutkan pekerjaan haramnya.

"Ini program sudah lama di bawah kepemimpinan Ketua MUI Jatim KH. Abdusshomad Buchori. Target kami, tidak lama lagi harus ditutup lokalisasi di Mojokerto," tukasnya.(*)

Pewarta: Fiqih Arfani

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015