Lamongan (Antara Jatim) - Sebanyak 1.321 hektare lahan pertanian padi dan jagung di Kabupaten Lamongan, Jawa Timur mengalami kekurangan air, bahkan 552 hektare diantaranya mengalami puso atau gagal panen.

Kepala Bagian Humas dan Infokom Kabupaten Lamongan, Sugeng Widodo, Kamis mengatakan sesuai data yang masuk dari Dinas Pertanian dan Kehutanan, secara rinci dari total lahan itu, 228 hektare mengalami kekeringan ringan, 389 hektare tingkat sedang, 152 hektare kekeringan berat, dan 552 hektare mengalami gagal panen atau puso.

"Sampai saat ini, ada empat kecamatan yang sudah melaporkan terjadinya kekurangan air pertanian padi dengan umur tanam antara  25 hari hingga 85 hari dengan berbagai kondisi," ucapnya.

Ia menjelaskan, empat kecamatan tersebut adalah Kecamatan Kedungpring seluas 419 hektare, Kecamatan Bluluk 366 hektare, Kecamatan Solokuro 391 hektare, dan Kecamatan Modo seluas 145 hektare.

Sedangkan khusus di Kecamatan Solokuro, komoditas yang kekurangan air, kata Sugeng, adalah jagung dengan total areal seluas 391 hektare dalam kondisi puso, karena usia tanaman baru mencapai 50 hingga 65 hari.

Sementara itu, untuk mengatasi hal tersebut Pemkab Lamongan telah menganggarkan dana untuk bantuan 20 unit pompa air bagi petani melalui APBD. Dari 20 pompa air tersebut, 14 unit pompa berukuran 3 dim dan 6 unit lainnya berukuran 6 dim.

Selain itu, juga telah disiapkan penambahan bantuan pompa air, yakni sebanyak 146 unit pompa ukuran 3 dim, dan 287 unit ukuran 6 dim.

"Sebelumnya, Bupati Lamongan Fadeli juga sudah menginstruksikan agar Dinas PU Pengairan melakukan upaya manajemen sumber daya air yang lebih efektif dan efisien, terutama untuk beberapa waduk yang saat ini masih memiliki cadangan air," katanya.(*)

Pewarta: Abdul Malik Ibrahim

Editor : Endang Sukarelawati


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015