Bojonegoro (Antara Jatim) - Tim medis Kepolisian Resor (Polres) Bojonegoro, Jawa Timur, memeriksa urine kesehatan pengemudi bus dan mobil penumpang umum (MPU) di Terminal Rajekwesi, Kamis.
"Pemeriksaan urine pengemudi bus selalu rutin kita lakukan. Hanya saat ini kita lakukan menjelang Hari Raya Idul Fitri 14536 Hijriyah," kata Kasat Narkoba Polres Bojonegoro AKP Sjenie Margriet Lumuwa, di sela pelaksaan pemeriksaan di Bojonegoro.
Ia mencontohkan dalam pemeriksaan urine awak bus di daerah setempat beberapa waktu lalu, diketahui hasilnya urine seorang kondektur bus mengandung narkoba.
"Setelah menjalani pemeriksaan dia diproses secara hukum, sebab selain sebagai pengguna juga pengedar sabu-sabu," katanya menjelaskan.
Oleh karena itu, menurut dia, kalau dalam pemeriksaan urine kali ini ada pengemudi yang diketahui positif mengandung narkoba tetap akan diperiksa terlebih dulu, sebelum diproses secara hukum.
"Kalau memang memungkinkan akan kita proses secara hukum," katanya, menegaskan.
Menjawab pertanyaan, ia mengakui tidak semua pengemudi bus dan MPU bersedia diperiksa urinenya.
"Lainnya kemungkinan takut, sehingga kemudian menghindar," ucapnya.
Yang jelas, menurut dia, adanya pemeriksaan urine juga kesehatan pengemudi bus dan MPU tersebut, sebagai langkah preventif untuk mencegah terjadinya kecelakaan lalu lintas bus dan MPU.
Anggota medis dari rumah sakit (RS) Wahyu Tutuko, milik Polres Bojonegoro Dr. Naf'an, menjelaskan dari 11 air kencing pengemudi MPU, tidak ada yang terindikasi memakai narkoba.
"Hasil pemeriksaan air kencing negatif," ucapnya.
Menyusul pemeriksaan urine pengemudi MPU, kemudian tim medis Polres Bojonegoro, melanjutkan melakukan pemeriksaan urine dan kesehatan pengemudi bus.
"Pemeriksaan kesehatan pengemudi baik bus maupun MPU, hanya melihat tekanan darahnya," kata Naf'an.
Data di Terminal Rajekwesi, jumalah bus yang beroperasi ke berbagai jurusan sebanyak 354 bus, tapi selama lebaran yang beroperasi rata-rata sekitar 200 bus/hari. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015
"Pemeriksaan urine pengemudi bus selalu rutin kita lakukan. Hanya saat ini kita lakukan menjelang Hari Raya Idul Fitri 14536 Hijriyah," kata Kasat Narkoba Polres Bojonegoro AKP Sjenie Margriet Lumuwa, di sela pelaksaan pemeriksaan di Bojonegoro.
Ia mencontohkan dalam pemeriksaan urine awak bus di daerah setempat beberapa waktu lalu, diketahui hasilnya urine seorang kondektur bus mengandung narkoba.
"Setelah menjalani pemeriksaan dia diproses secara hukum, sebab selain sebagai pengguna juga pengedar sabu-sabu," katanya menjelaskan.
Oleh karena itu, menurut dia, kalau dalam pemeriksaan urine kali ini ada pengemudi yang diketahui positif mengandung narkoba tetap akan diperiksa terlebih dulu, sebelum diproses secara hukum.
"Kalau memang memungkinkan akan kita proses secara hukum," katanya, menegaskan.
Menjawab pertanyaan, ia mengakui tidak semua pengemudi bus dan MPU bersedia diperiksa urinenya.
"Lainnya kemungkinan takut, sehingga kemudian menghindar," ucapnya.
Yang jelas, menurut dia, adanya pemeriksaan urine juga kesehatan pengemudi bus dan MPU tersebut, sebagai langkah preventif untuk mencegah terjadinya kecelakaan lalu lintas bus dan MPU.
Anggota medis dari rumah sakit (RS) Wahyu Tutuko, milik Polres Bojonegoro Dr. Naf'an, menjelaskan dari 11 air kencing pengemudi MPU, tidak ada yang terindikasi memakai narkoba.
"Hasil pemeriksaan air kencing negatif," ucapnya.
Menyusul pemeriksaan urine pengemudi MPU, kemudian tim medis Polres Bojonegoro, melanjutkan melakukan pemeriksaan urine dan kesehatan pengemudi bus.
"Pemeriksaan kesehatan pengemudi baik bus maupun MPU, hanya melihat tekanan darahnya," kata Naf'an.
Data di Terminal Rajekwesi, jumalah bus yang beroperasi ke berbagai jurusan sebanyak 354 bus, tapi selama lebaran yang beroperasi rata-rata sekitar 200 bus/hari. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015