Sampang (Antara Jatim) - Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) kesulitan melacak keberadaan Dewi Wulandari warga asal Sampang, Pulau Madura, Jawa Timur, yang menjadi korban kekerasan di Yaman.
"Penyebabnya karena situasi politik disana sedang tidak kondusif," kata Kabid Tenaga Kerja dan Transmigrasi Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Sampang Bisrul Hafi di Sampang, Jumat.
Dewi Wulandari, perempuan asal Desa Jelgung, Kecamatan Robatal, Sampang itu, diketahui menjadi korban kekerasan berdasarkan informasi per telepon yang disampaikan langsung oleh korban kepada saudaranya yang tinggal di Jakarta.
Ia juga sempat mengunggar foto dirinya yang penuh luka lebam di jejaring sosial, sebagai bukti bahwa ia mengalami kekerasan.
Kabid Sosial Dinsosnakertrans Bisrul Hafi menjelaskan, meski kini Kemenlu masih kesulitan melacak keberadaan Dewi Wulandari karena situasi politik di negara itu yang tidak kondusif, akan tetapi Kemenlu berjanji, akan tetap berupaya maksimal untuk melacak keberadaan perempuan itu.
Dewi Wulandari awalnya merupakan TKI di Arab Saudi. Ia berangkat ke negara itu pada 2008. Dua tahun kemudian, yakni pada 2010, Dewi menikah dengan seorang berkebangsaan Yaman yang juga menjadi tenaga kerja di Arab Saudi.
Sejak saat itu, ia pulang dan menetap di negara asal suaminya di Yaman.
Atas permintaan suaminya, Dewi, tidak lagi kembali ke Arab Saudi meski suaminya kembali bekerja di sana. Di Yaman, Dewi tinggal bersama keluarga suaminya.
Kabar kasus kekerasan terhadap WNI asal Sampang Dewi Wulandari itu terjadi, saat adik ipar suaminya berupaya menjalin hubungan gelap dengan dirinya.
Dewi menolak, namun justru ia dipukul, bahkan pernah disekap selama beberapa hari berturut-turut.
Dewi berhasil kabur dan lalu menghubungi saudaranya yang saat ini tinggal di Jakarta, tentang peristiwa yang menimpa dirinya di Yaman.
Orang tua Dewi, Jumani mengaku, selain mengetahui kabar penyiksaan anaknya yang kini tinggal di rumah suaminya di Yaman itu, pihak keluarga mengetahui Dewi disiksa berdasarkan foto-foto korban yang diunggah di jejaring sosial.
Pihak keluarga yakin, Dewi memang benar-benar menjadi korban penyiksaan, apalagi dalam beberapa hari terakhir ini ia memang jarang bisa dihubungi keluaragnya di Sampang.
Selama ini, Dewi sering menghubungi keluarganya untuk sekadar menanyakan kabar orang tua, dan saudara-saudaranya di Sampang.
Namun sejak adanya kabar dirinya disiksa oleh ipar suaminya itu, Dewi jarang menghubungi keluarga, bahkan dalam beberapa hari terakhir ini, nomor telepon seluler Dewi tidak bisa dihubungi lagi. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015