Bojonegoro (Antara Jatim) - Disnakertransos Bojonegoro, Jawa Timur, akan meminta remitansi tenaga kerja Indonesia (TKI) di 20 negara untuk 2015, melalui Bank Indonesia (BI) di Surabaya, karena lebih mudah dibandingkan meminta melalui Kantor Pos dan bank di daerahnya.

     "Kami akan meminta remitansi TKI melalui BI di Surabaya setelah lebaran," kata Kasi Informasi Pasar, Bursa Kerja dan Penempatan Tenaga Kerja Disnakertransos Bojonegoro, Sugi Hartono, di Bojonegoro, Rabu.

     Menurut dia, meminta remintasi atau pengiriman uang TKI daerahnya melalui BI di Surabaya, lebih praktis, sebab langsung diberikan total jumlahnya.

     Namun, katanya, kalau tidak melalui BI, harus meminta satu persatu di kantor pos dan sejumlah bank di daerahnya, antara lain, BNI, BRI, BCA, Bank Mandiri dan Panin.

     "Meminta remitansi di bank yang ada di daerah membutuhkan waktu lama," ujarnya.

     Ia memperkirakan remitansi TKI daerahnya di 20 negara tahun ini akan turun dibandingkan remitansi TKI tahun lalu yang besarnya mencapai Rp40 miliar.

     Alasannya, lanjut dia, pengiriman TKI daerahnya ke negara-negara di Timur Tengah, berhenti sejak tiga tahun terakhir.

     Padahal, menurut dia, gaji TKI di negara-negara Timur Tengah lebih besar dibandingkan gaji TKI di negara Asia Pasifik, seperti Malaysia, Singapura, Taiwan dan Hongkong.

     "Remitansi TKI yang sudah berjalan selama ini sekitar 70 persen melalui kantor pos, dari jumlah keseluruhan," tandasnya.

     Ia mengaku tidak hapal jumlah TKI daerahnya yang berada di 20 negara, tapi di antaranya, selain di negara Asia Pasifik, ada juga TKI daerahnya, yang di Amerika Serikat, dan Meksiko.

     Sesuai data di Disnakertransos, pengiriman TKI ke negara Asia Pasifik sebanyak 161 TKI, per Juni.

     Tahun lalu, jumlah pengiriman TKI juga ke negara Asia Pasifik 345 TKI, dan 2013 sebanyak 336 TKI.

     "Sebagian besar pengiriman TKI yang berjalan selama tiga tahun terakhir bekerja di rumah tangga," ucapnya. (*)

Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015