Lamongan, (Antara Jatim) - Target produksi garam di Kabupaten Lamongan, Jawa Timur,  turun dari 32,152 ton pada tahun 2014 menjadi 30 ribu ton di tahun 2015, karena berkurangnya lahan garam di wilayah setempat.


Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Lamongan Suyatmoko, Selasa,  mengatakan berkurangnya lahan garam disebabkan adanya kecenderungan alih lahan pertanian garam menjadi perikanan.


Sehingga, kata Suyatmoko, saat ini total lahan garam di Kabupaten Lamongan menjadi 298 hektare dari total lahan sebelumnya tahun 2014 yang mencapai 352 hektare.


"Oleh karena itu, berkurangnya lahan ini membuat kami dari Dinas Perikanan dan Kelautan menargetkan produksi tahun ini hanya 30 ribu ton," ucapnya di Lamongan.


Meski demikian, Suyatmoko optimistis produksi garam tahun 2015 akan lebih baik dan memiliki kualitas rata-rata K1, karena kondisi cuaca yang cukup mendukung dan adanya penggunaan media geo isolator dalam proses produksinya.


"Saat ini petani garam sudah mulai melakukan persiapan produksi dengan memasang media geo isolator, sehingga diharapkan kualitas produksi yang dihasilkan adalah garam dengan standar baku konsumsi yang bagus," katanya.


Ia menyebutkan, penggunaan media geo isolator membuat hasil produksi garam lebih bersih, daripada produksi secara manual yang membuat kualitas garam agak kusam dan kotor.


"Garam kualitas baik atau K1, harga jualnya sekarang berkisar antara Rp500-Rp700 per kilogram. Sedangkan garam dengan kualitas K2 harganya hanya sekitat Rp450 per kilogram," katanya.


Suyatmoko mengatakan, Dinas Perikanan dan Kelautan telah membantu memberikan bantuan media geo isolator kepada 20 persen dari total lahan garam yang ada, sehingga diharapkan bisa memotivasi petani untuk tetap mau memproduksi garam.


Sementara itu, keberadaan lahan pertanian garam di Lamongan semuanya berada di Kecamatan Brondong, yakni di Desa Lohgung, Labuhan, Sedayulawas, Brengkok dan Sidomukti.(*)

Pewarta: Abdul Malik Ibrahim

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015