Surabaya (Antara Jatim) - PT Bank Maspion Tbk (BMAS) optimistis pembukaan sejumlah sentra Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) menjadi solusi agar perlambatan ekonomi nasional tidak berdampak negatif bagi performa bisnisnya.

"Untuk itu, kami berupaya sebisa mungkin dan selalu menjaga kinerja tetap positif meskipun perekonomian diperkirakan masih melambat," kata Direktur Utama Bank Maspion, Herman Halim, di Surabaya, Selasa.

Ia mengungkapkan, pembukaan sentra UMKM dilakukan mengingat selama ini sektor bisnis tersebut hampir tidak terimbas krisis ekonomi. Bahkan, pelaku UMKM tetap bisa mempertahankan dan mengembangkan bisnisnya.

"Oleh sebab itu, kami tak segan membuka sentra UMKM di sejumlah wilayah," ujarnya.

Selain itu, jelas dia, pelaku perbankan tersebut juga memiliki strategi lain dalam menghadapi perlambatan ekonomi di Tanah Air. Salah satunya dengan menambah delivery channel berupa ATM dan CDM (Cash Deposit Machine).

"Di samping itu, kamipun melakukan seleksi ketat dalam menyalurkan kredit. Misalnya dengan memilih ke segmen debitur ritel dan sektor bisnis yang telah teruji dan bertahan dalam menghadapi kondisi ekonomi yang fluktuatif," katanya.

Walau begitu, tambah dia, pertumbuhan kredit bank tersebut masih tumbuh positif hingga Mei 2015. Rasio kredit bermasalah atau NPL hingga akhir Mei 2015 masih di level 0,64 persen.

"Apalagi kredit yang disalurkan kepada sektor produktif, dalam bentuk kredit modal kerja dan kredit investasi di mana masing-masing sebesar 68,45 persen dan 25,54 persen. Untuk sektor ekonomi, ada di bidang perdagangan dan industri sebesar 44,72 persen dan 31,74 persen," katanya. 

Bahkan, jumlah penduduk produktif di Jatim tetap menjadi potensi yang besar dalam hal konsumtif. Mereka adalah pasar potensial di bidang perdagangan dan industri.

"Kami yakin sektor perdagangan dan industri akan tumbuh positif. Sementara, penyaluran kredit hingga Mei tahun 2015 tercatat sebesar Rp3,15 triliun atau naik 6,79 persen dibanding periode yang sama tahun 2014," katanya.

Ia mengemukakan, kalau dibandingkan dengan kinerja akhir tahun 2014 sebesar Rp3,13 triliun maka penyaluran kredit pada tahun 2015 terlihat lebih moderat. Sementara dari kinerja Dana Pihak Ketiga (DPK) tercatat hingga akhir Mei 2015 mencapai Rp4 triliun atau tumbuh sebesar 22,7 persen (yoy) dibandingkan periode sama tahun 2014.

"Untuk total aset mengalami peningkatan 22,38 persen (yoy). Hal itu seiring dengan peningkatan penyaluran kredit. Dengan demikian, rasio kredit terhadap pendanaan (LDR) mengalami peningkatan dari 77,2 persen pada Desember 2014 menjadi 78,64 persen pada akhir Mei 2015," katanya.(*)

Pewarta: Ayu Citra Sukma Rahayu

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015