Surabaya (Antara Jatim) - Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf meminta penduduk yang tinggal di kawasan Gunung Raung mengikuti prosedur keselamatan bencana sesuai arahan petugas.

"Tetap waspada dan jangan berbuat sendiri-sendiri tanpa ada arahan dari petugas," ujarnya kepada wartawan di Surabaya, Selasa.

Menurut dia, dinaikkannya status Gunung Raung dari Waspada (level II) ke Siaga (level III) membuat gunung yang berbatasan di tiga daerah tersebut bisa kembali meningkat statusnya sewaktu-waktu.

"Kendati sudah terbiasa batuk-batuk gunungnya, tapi jangan dianggap enteng. Bisa saja statusnya berubah menjadi awas yang berarti erupsi," ucap Gus Ipul, sapaan akrabnya.

Menghadapi situasi seperti ini, kata dia, masyarakat juga diminta tidak terlalu panik dan menanggapi isu-isu yang datangnya bukan dari petugas terkait.

Menurut dia, soal bencana khususnya bencana gunung meletus Pemprov Jatim sudah memiliki standar operasional prosedur (SOP) yang jelas, seperti pemberian bantuan untuk masyarakat seperti bantuan makanan dan minuman, serta bantuan kebutuhan pokok lainnya.

"Saat Gunung Kelud meletus, Pemprov Jatim sangat siap menghadapinya. Hampir tidak ada kebingungan di lapangan, sebab semuanya sudah terstandar. Begitu juga dengan masyarakatnya juga patuh terhadap SOP tersebut, sehingga tidak ada korban jiwa," katanya.

Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jatim pada Rabu (1/7) akan menggelar rapat dengan sejumlah pemangku kepentingan, khususnya tiga BPBD kabupaten, masing-masing Banyuwangi, Jember dan Bondowoso.

"Rapat koordinasi digelar di kantor Pemkab Banyuwangi untuk memperbarui peta kontijensi karena terakhir pada 2012 sehingga diperlukan update," tukas Kepala BPBD Jatim Sudharmawan.

Pihaknya saat ini telah menurunkan tim ke lokasi Gunung Raung sejak ditetapkan status siaga dan terus berkoordinasi dengan pos pengaman yang telah didirikan di tiga kabupaten.

Sejak 2012, gunung setinggi 3.332 meter dari permukaan laut (mdpl) tersebut mengalami naik dan turun status, yakni rinciannya pada 18 Oktober 2012, dari normal ke waspada, kemudian 22 Oktober dari waspada ke siaga.

Statusnya sama seperti yang terjadi sekarang ini dan kembali turun ke waspada pada 5 April 2013, kemudian turun lagi pada 5 September dari waspada ke normal.

Akan tetapi, pada 13 November mengalami kenaikan status dari normal ke waspada, sampai 29 Juni 2015 dinaikkan lagi dari waspada ke siaga. (*)

Pewarta: Fiqih Arfani

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015