Surabaya (Antara Jatim) - Gubernur Jawa Timur Soekarwo meminta pengetatan lalu lintas barang yang masuk ke wilayahnya menyusul penemuan daging babi hutan yang dilabeli daging sapi impor di Surabaya, beberapa waktu lalu.

"Di tiap perbatasan akan disiagakan petugas untuk memeriksa setiap barang yang masuk," ujarnya kepada wartawan di Surabaya, Selasa.

Petugas yang disiagakan antara lain dengan tetap mengoperasikan petugas Dinas Peternakan beserta dokter hewan di tiap perbatasan perbatasan atau "checking point".

Selain itu, ia juga menilai dinas terkait perlu menggiatkan operasi pasar untuk mengantisipasi menyebarnya daging babi hutan yang meresahkan masyarakat.

"Antisipasi ini seharusnya tidak hanya dilakukan di sisi Surabaya atau Jatim, tapi daerah perbatasan dengan pulau Jawa," kata Pakde Karwo, sapaan akrabnya.

Karena diduga berasal dari Lampung, ia meminta agar Pemerintah DKI Jakarta maupun Provinsi Lampung memperketat Pelabuhan Bakauheni menyusul penemuan tersebut.

"Itu banyak  datangnya dari Jakarta, lalu masuk ke mana-mana. Yang biasanya itu kan dari Lampung, menangkap babi dari hutan," tukasnya.

Gubernur Jatim dua periode tersebut mengaku sudah bertemu Kapolrestabes Surabaya untuk membahas masalah ini dan diketahui daging-daging tersebut kebanyakan datangnya dari Jakarta.

"Sekarang ditangani Polrestabes Surabaya dan kami serahkan ke hukum. Yang penting itu sudah ditindak sehingga antisipasi perlu dilakukan," ucapnya.

Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur mengimbau masyarakat jangan terlalu panik dengan terungkapnya kasus penjualan babi hutan yang dilabeli daging sapi impor karena masalah tersebut telah ditangani pihak kepolisian.

"Jangan panik dengan terungkapnya kasus itu, apalagi sekarang sudah ditangani polisi," ujar Kepala Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur, Maskur.

Sebelumnya, Polrestabes Surabaya menggerebek gudang daging babi hutan di Jalan Penjernihan Surabaya, Jumat (26/6).

Di sana, daging-daging babi hutan yang sudah dibungkus serta beberapa bungkus daging sapi asli disimpan di dalam enam kotak es.

Daging babi hutan tersebut disimpan dengan daging sapi asli, namun ditempatkan di kotak yang berbeda sehingga jika ada pembeli akan diberikan daging babi hutan. (*)

Pewarta: Fiqih Arfani

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015