Bojonegoro (Antara Jatim) - Disnakertransos Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, menyatakan sudah ada dua desa, yang warganya mengajukan permohonan permintaan air bersih, karena daerahnya mengalami kekeringan.

"Dua desa yang mengajukan permintaan air bersih itu di Kecamatan Sugihwaras dan Kedungadem. Permohonan permintaan air bersih dari warga dua desa kami terima, pekan ini," kata Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial dan Peningkatan Kesejahteraan Sosial Disnakertransos Bojonegoro, Dwi Harningsih, di Bojonegoro, Rabu.

Tapi, ia mengaku tidak tahu persis berapa jumlah warga dua desa yang mengalami kesulitan air bersih.

"Kami tidak hapal jumlah warga yang kesulitan air bersih. Yang jelas, jadwal pendistribusian air bersih di daerah yang mengalami kekeringan segera kami susun," katanya, menegaskan.

Lebih lanjut ia menjelaskan alokasi anggaran yang dipersiapkan untuk pengadaan air bersih sebesar Rp75 juta di dalam APBD 2015.

"Alokasi anggaran Rp75 juta bisa untuk pengadaan 250 tangki air (5.000 liter/tangki). Seperti tahun lalu alokasi pengadaan air bersih 250 tangki masih kurang," tuturnya.

Namun, menurut dia, pengadaan air bersih bagi warga yang daerahnya mengalami kekeringan juga akan ditangani Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).

"BPBD juga ikut memasok air bersih di daerah yang mengalami kekeringan," tandasnya.

Kepala BPBD Bojonegoro Andik Sudjarwo, menjelaskan usaha mengatasi kesulitan air bersih di daerah yang mengalami kekeringan dilakukan dengan melakukan pengeboran sumur bor air tanah.

Selain itu, lanjut dia, juga dilakukan pendistribusian air bersih di daerah yang tidak memiliki potensi sumber air tanah.

"Kami sudah melakukan pengeboran sumur bor air tanah yaitu di Desa Bakalan, Kecamatan Tambakrejo, Desa Mbareng dan Mbobol, keduanya di Kecamatan Sekar. Rata-rata pengeboran dilakukan di kedalaman berkisar 40-50 meter. Ketiganya mampu mengeluarkan air dengan bagus," paparnya.

Sesuai data di BPBD setempat, kesulitan air bersih yang terjadi tahun lalu melanda 122 desa yang tersebar di 21 kecamatan, dengan jumlah warga terdampak 20.282 kepala keluarga (KK). (*)

Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015