Surabaya (Antara Jatim) - Rektor baru Universitas Airlangga (Unair) Surabaya periode 2015-2020 Prof Dr Moh Nasih MT Ak akan menyiapkan wakil rektor khusus yang menangani "holding university".

"Insya-Allah, awal Agustus nanti sudah ada wakil rektor (warek). Kita akan siapkan empat warek, termasuk warek khusus holding university," katanya setelah pelantikannya di Aula Garuda Mukti Rektorat Unair Surabaya, Selasa.

Setelah diambil sumpah dan dilantik oleh Ketua Majelis Wali Amanah (MWA) Sudi Silalahi (mantan Mensesneg) itu, ia menjelaskan pihaknya juga akan merealisasikan permintaan MWA agar dua kandidat yang tidak terpilih untuk diakomodasi.

"Untuk Prof dr Djoko Santoso Sp.PD K-GH PhD FINASIM (FK) dan Dr Umi Athiyah MS Apt (FF) yang menjadi amanat MWA itu akan kita komunikasikan, tentu bisa saja menjadi warek tapi bisa juga posisi lain," katanya.

Selama ini, Unair memiliki tiga wakil rektor yakni bidang akademik, bidang keuangan, dan bidang kerja sama/kemahasiswaan. "Bidang kerja sama itu untuk kerja sama antar-universitas, sedangkan holding university itu menangani riset, publikasi, dan kerja sama dengan dunia industri," katanya.

Tentang survei QS World University yang dirilis www.topuniversities.com (10/6) bawa peringkat Unair di dunia turun dari 127 (skor 45) menjadi 147 (skor 48,1), ia menilai hal itu karena semua universitas berlari kencang.

"Teman-teman kita berlari kencang, ya nanti kita kejar lagi, tapi kalau mengejar ITB itu tidak mudah, karena nilai mereka sudah 4.000, sedangkan Unair masih 600," kata Guru Besar FEB Unair itu.

Namun, Unair akan berusaha tampil beda dengan mengusahakan hasil riset yang dipublikasikan itu memiliki kontribusi untuk masyarakat luas, karena itu peneliti Unair harus menulis hasil penelitiannya dengan bahasa populer.

"Kalau ada yang menulis dan menyebut alumni Unair akan ada reward. Nanti, saat dies natalis akan saya sampaikan bahwa staf dengan publikasi terbaik akan mendapat reward, bahkan kalau masuk Scopus atau jurnal terbaik mendapat Rp25 juta. Selain itu berkisar Rp10 juta hingga Rp15 juta," katanya.

Menurut dia, publikasi ilmiah dan jurnal ilmiah merupakan kekurangan Unair selama ini, karena itu program itu akan ditingkatkan, bahkan Bidang Penelitian dan Pengabdian Masyarakat akan dipisahkan agar bisa fokus.

"Kita juga akan prioritaskan FK dan FEB yang memiliki rasio mahasiswa dengan kursi tidak imbang, sehingga kita akan jalan masterplan twin tower untuk FK, lalu FEB akan kita upayakan ada gedung kuliah umum yang memasukkan berbagai prodi," katanya. (*)

Pewarta: Edy M Yakub

Editor : Endang Sukarelawati


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015