Surabaya (Antara Jatim) - Pengurus Besar Gabungan Bridge Seluruh Indonesia (GABSI) mengusulkan bridge sebagai salah satu olahraga yang dimasukkan dalam ekstra kurikuler di sekolah-sekolah di Tanah Air.
"Olahraga bridge harus masuk ke sekolah untuk memasalkan sekaligus memperkenalkan ke siswa-siswa," ujar Ketua Bidang Dana PB GABSI Syarif Bastaman ketika ditemui di sela kejuaraan Syabas Master Pairs 2015 di Surabaya, Minggu.
Ia juga mengaku bermimpi memiliki atlet-atlet yang nantinya menjadi bagian dari regenarasi master bridge dan mampu mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional.
Untuk mewujudkan impiannya tersebut, dalam waktu dekat ini ia akan menemui Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Anies Baswedan untuk membicarakannya.
"Saya akan ke pemerintah pusat membahas hal ini. Terus terang mimpi ini harus menjadi nyata untuk membangkitkan semangat olahraga bridge yang memang sudah terbukti nyata membawa nama bangsa di ajang internasional," ucapnya.
Olahraga kartu ini bahkan sukses memborong medali emas pada SEA Games 2013 di Myanmar, namun pada penyelenggaran serupa tahun ini di Singapura tidak dipertandingkan.
Menurut Syarif, bridge ini sangat penting karena mengajak seseorang berpikir dan tidak jauh berbeda dengan matematika karena mengasah kemampuan otak dalam berhitung.
Tidak itu saja, lanjut dia, perkembangan emosi anak bisa dikendalikan dengan olahraga ini, serta melatih kecermatan, konsentrasi dan ketajaman berhitung, dan daya ingat.
"Kalau bridge masuk sekolah, saya yakin orang tua siswa kaget betapa pentingnya olahraga ini dan konotasi bahwa permainan kartu kesannya negatif bisa terpupus," kata anggota DPR RI periode 2009-2014 tersebut.
Pihaknya juga berharap masyarakat Indonesia mulai meninggalkan kesan permainan kartu ini sebagai konotasi negatif yang dikait-kaitkan dengan perjudian.
"Itulah yang disayangkan karena menyalahgunakan kartu sebagai alat judi. Ke depan, semoga tidak ada lagi dan bridge adalah olahraga positif serta berprestasi," tuturnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015
"Olahraga bridge harus masuk ke sekolah untuk memasalkan sekaligus memperkenalkan ke siswa-siswa," ujar Ketua Bidang Dana PB GABSI Syarif Bastaman ketika ditemui di sela kejuaraan Syabas Master Pairs 2015 di Surabaya, Minggu.
Ia juga mengaku bermimpi memiliki atlet-atlet yang nantinya menjadi bagian dari regenarasi master bridge dan mampu mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional.
Untuk mewujudkan impiannya tersebut, dalam waktu dekat ini ia akan menemui Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Anies Baswedan untuk membicarakannya.
"Saya akan ke pemerintah pusat membahas hal ini. Terus terang mimpi ini harus menjadi nyata untuk membangkitkan semangat olahraga bridge yang memang sudah terbukti nyata membawa nama bangsa di ajang internasional," ucapnya.
Olahraga kartu ini bahkan sukses memborong medali emas pada SEA Games 2013 di Myanmar, namun pada penyelenggaran serupa tahun ini di Singapura tidak dipertandingkan.
Menurut Syarif, bridge ini sangat penting karena mengajak seseorang berpikir dan tidak jauh berbeda dengan matematika karena mengasah kemampuan otak dalam berhitung.
Tidak itu saja, lanjut dia, perkembangan emosi anak bisa dikendalikan dengan olahraga ini, serta melatih kecermatan, konsentrasi dan ketajaman berhitung, dan daya ingat.
"Kalau bridge masuk sekolah, saya yakin orang tua siswa kaget betapa pentingnya olahraga ini dan konotasi bahwa permainan kartu kesannya negatif bisa terpupus," kata anggota DPR RI periode 2009-2014 tersebut.
Pihaknya juga berharap masyarakat Indonesia mulai meninggalkan kesan permainan kartu ini sebagai konotasi negatif yang dikait-kaitkan dengan perjudian.
"Itulah yang disayangkan karena menyalahgunakan kartu sebagai alat judi. Ke depan, semoga tidak ada lagi dan bridge adalah olahraga positif serta berprestasi," tuturnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015