Surabaya (Antara Jatim) - Gubernur Jawa Timur Soekarwo dipercaya menjabat sebagai salah satu anggota majelis tinggi Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat periode 2015-2020 usai terpilih dalam rapat tim formatur.
"Iya, saya termasuk salah satu anggota majelis tinggi untuk periode baru ini usai kongres beberapa waktu lalu," ujar Soekarwo ketika ditemui di Surabaya, Kamis.
Pada periode sebelumnya, nama pria yang akrab disapa Pakde Karwo tersebut berada di posisi wakil ketua umum, sekaligus merangkap jabatan sebagai Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Demokrat Jatim.
Ia menjelaskan, posisinya di majelis tinggi bersama sejumlah anggota lainnya bertugas sebagai pengambil keputusan untuk pencalonan Presiden dan Gubernur.
"Kemudian pembahasan terkait koalisi dan keputusan penting partai lainnya, semua menjadi tugas serta wewenang majelis tinggi," tukas pria kelahiran Madiun tersebut.
Khusus majelis tinggi, kata dia, terdapat lebih dari 10 anggota dengan ketua yang langsung diambil alih oleh Ketua Umum terpilih Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Meski duduk di majelis tinggi, ia mengaku masih bisa merangkap jabatan di Jatim (Gubernur dan Ketua DPD Demokrat) karena tidak duduk di posisi pengurus harian yang memang dilarang memiliki jabatan ganda.
Pakde Karwo yang juga termasuk salah satu anggota Tim Formatur DPP Partai Demokrat mengaku akan mendaftarkan kepengurusan ke Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) pada Jumat, 5 Juni 2015.
Ia mengatakan lebih dari 200 orang masuk sebagai anggota struktural DPP Partai Demokrat yang tugasnya membesarkan partai selama lima tahun ke depan, termasuk memenangkan Pemilihan Umum (Pemilu) 2019.
"Berapa jumlah anggota pastinya saya tidak ingat, tapi yang pasti lebih ramping dari periode sebelumnya dan menjadi partai yang memiliki pengurus harian paling sedikit dibandingkan partai politik lainnya," ucap suami Nina Kirana itu.
SBY, kata dia, direncanakan mengumumkan seluruh komposisi kepengurusan partai bersamaan dengan pelantikan pengurus yang dijadwalkan berlangsung di Sentul, Juli 2015.
Terkait nama Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas), ia mengaku tidak ingat berada di mana eks sekretaris jenderal sekaligus putra bungsu SBY itu.
"Saya tidak tahu persis, tapi sepertinya memegang salah satu divisi penting, seperti organisasi, kaderisasi dan keanggotaan atau divisi pemenangan Pemilu," katanya.
Sementara itu, SBY pada 30 Mei lalu sudah mengumumkan sejumlah pengurus harian, antara lain Wakil Ketua Umum, yakni Syarifudin Hasan, Roy Suryo, Djoko Ujianto, Nurhayati Ali Assegaf, Cornel Simbolon, Muhammad Jafar Hafsah.
Kemudian Sekretaris Jenderal dijabat Hinca Pandjaitan, Bendahara Umum dijabat Indrawati Sukadis, Direktur Eksekutif Fajar Sampurno, Ketua Dewan Pembina EE Mangindaan, serta Ketua Dewan Kehormatan Mahkamah Partai dan Dewan Pengawas Amir Syamsudin. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015
"Iya, saya termasuk salah satu anggota majelis tinggi untuk periode baru ini usai kongres beberapa waktu lalu," ujar Soekarwo ketika ditemui di Surabaya, Kamis.
Pada periode sebelumnya, nama pria yang akrab disapa Pakde Karwo tersebut berada di posisi wakil ketua umum, sekaligus merangkap jabatan sebagai Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Demokrat Jatim.
Ia menjelaskan, posisinya di majelis tinggi bersama sejumlah anggota lainnya bertugas sebagai pengambil keputusan untuk pencalonan Presiden dan Gubernur.
"Kemudian pembahasan terkait koalisi dan keputusan penting partai lainnya, semua menjadi tugas serta wewenang majelis tinggi," tukas pria kelahiran Madiun tersebut.
Khusus majelis tinggi, kata dia, terdapat lebih dari 10 anggota dengan ketua yang langsung diambil alih oleh Ketua Umum terpilih Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Meski duduk di majelis tinggi, ia mengaku masih bisa merangkap jabatan di Jatim (Gubernur dan Ketua DPD Demokrat) karena tidak duduk di posisi pengurus harian yang memang dilarang memiliki jabatan ganda.
Pakde Karwo yang juga termasuk salah satu anggota Tim Formatur DPP Partai Demokrat mengaku akan mendaftarkan kepengurusan ke Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) pada Jumat, 5 Juni 2015.
Ia mengatakan lebih dari 200 orang masuk sebagai anggota struktural DPP Partai Demokrat yang tugasnya membesarkan partai selama lima tahun ke depan, termasuk memenangkan Pemilihan Umum (Pemilu) 2019.
"Berapa jumlah anggota pastinya saya tidak ingat, tapi yang pasti lebih ramping dari periode sebelumnya dan menjadi partai yang memiliki pengurus harian paling sedikit dibandingkan partai politik lainnya," ucap suami Nina Kirana itu.
SBY, kata dia, direncanakan mengumumkan seluruh komposisi kepengurusan partai bersamaan dengan pelantikan pengurus yang dijadwalkan berlangsung di Sentul, Juli 2015.
Terkait nama Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas), ia mengaku tidak ingat berada di mana eks sekretaris jenderal sekaligus putra bungsu SBY itu.
"Saya tidak tahu persis, tapi sepertinya memegang salah satu divisi penting, seperti organisasi, kaderisasi dan keanggotaan atau divisi pemenangan Pemilu," katanya.
Sementara itu, SBY pada 30 Mei lalu sudah mengumumkan sejumlah pengurus harian, antara lain Wakil Ketua Umum, yakni Syarifudin Hasan, Roy Suryo, Djoko Ujianto, Nurhayati Ali Assegaf, Cornel Simbolon, Muhammad Jafar Hafsah.
Kemudian Sekretaris Jenderal dijabat Hinca Pandjaitan, Bendahara Umum dijabat Indrawati Sukadis, Direktur Eksekutif Fajar Sampurno, Ketua Dewan Pembina EE Mangindaan, serta Ketua Dewan Kehormatan Mahkamah Partai dan Dewan Pengawas Amir Syamsudin. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015