Bojonegoro (Antara Jatim) - Dinas Pendidikan (Dindik) Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, mengimbau para siswa SMA, SMK dan MA, baik negeri maupun swasta di daerahnya memanfaatkan dana alokasi khusus (DAK) pendidikan, yang diterima dari desa untuk keperluan pendidikan bukan yang lain. "Kami minta para siswa segera memanfaatkan uang DAK yang diterima untuk keperluan pendidikan, bukan untuk keperluan di luar pendidikan," kata Kepala Bidang SMP, SMA, dan SMA Disdik Bojonegoro Pudji Widodo, di Bojonegoro, Jumat. Ia menjelaskan para siswa SMA, SMK dan MA di daerahnya sudah menerima uang DAK yang bersumber dari APBD 2015, sebesar Rp250 ribu/siswa untuk kelas III dan Rp500 ribu/siswa untuk kelas I dan II, dua pekan lalu. "Informasi yang kami terima dari lembaga pendidikan, bahwa sampai saat ini masih banyak siswa yang belum membayar berbagai keperluan pendidikan ke sekolah," katanya. Ia mengatakan DAK untuk pendidikan tersebut merupakan bantuan pemkab, untuk membayar berbagai kegiatan pendidikan di sekolahnya, seperti pembelian buku, juga kegiatan lainnya. "Kami kurang tahu pasti penyebab para siswa yang sudah menerima DAK pendidikan, tapi belum membayar uang yang diterima ke sekolah," tuturnya. Yang jelas, menurut dia, sistem pembayaran DAK untuk pendidikan tahun ini berdasarkan Peraturan Bupati (Perbup) Bojonegoro Suyoto. Berdasarkan perbup untuk penyalurannya dari Badan Pengelolaan Keuangan Daerah Pemkab ke desa, yang selanjutnya diserahkan kepada para siswa. "Untuk kelurahan penyerahannya dari Badan Pengelolaan Keuangan Daerah langsung ke Komite Pendidikan, yang kemudian diserahkan kepada siswa," jelasnya. Ia mengatakan pola pendistribusian DAK untuk pendidikan tahun ini, berbeda dengan pendistribusian DAK untuk pendidikan di tahun lalu. Sebelumnya, lanjut dia, penyerahannya dari Badan Pengelolaan Keuangan Daerah Pemkab, ke Diknas, untuk selanjutnya disalurkan ke lembaga pendidikan penerima, sebelum akhirnya diserahkan ke siswa. "Saya tidak hapal jumlah siswa SMA, SMK dan MA, baik negeri maupun swasa, yang menerima DAK untuk pendidikan. Kalau siswa kelas III SMA, SMK dan MA di daerah kami yang baru mengikuti ujian nasional (UN) jumlahnya sekitar 14.000 siswa," paparnya. (*)

Pewarta:

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015