Surabaya (Antara Jatim) - Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Ade Supandi mengatakan sumber daya manusia yang menjadi pegiat kemaritiman di Indonesia diperkirakan hanya 1 persen dari jumlah penduduk yang ada. "Sensus pada tahun 2010 mencatat penduduk Indonesia saat itu berjumlah 230 juta orang dan SDM kemaritiman saat itu hanya 2,3 juta atau 1 persen, termasuk TNI AL di dalamnya yang berjumlah 70.000 orang," katanya di Surabaya, Senin. Saat menjadi pembicara kunci pada Seminar Nasional TNI AL 2015 bertajuk "Tantangan dan Peluang Pembangunan 5 Pilar Poros Maritim Dunia" dalam rangka Hari Pendidikan TNI AL di Grha Samudera Bumimoro, Kobangdikal, Surabaya, ia mengatakan fakta itu menunjukkan cita-cita Poros Maritim Dunia bisa menjadi sangat jauh. "Tapi, hal itu bukan berarti tidak mungkin, karena itu kami bekerja sama dengan kalangan universitas yang peduli pada bidang kemaritiman untuk meningkatkan SDM," ujar KSAL yang dalam acara itu sempat menandatangani kerja sama dengan Universitas Krisnadwipayana Jakarta, Universitas Wijaya Putra Surabaya, dan Universitas Udayana (Unud) Bali. Menurut Laksamana TNI Ade Supandi, kerja sama itu bertujuan meningkatkan kualitas SDM untuk meraih kembali kejayaan Bangsa Maritim Sejati. "Tantangannya tidak mudah, karena paradigma kita sudah lama ke daratan. Tantangan lainnya, komitmen pemerintah dalam konsistensi kebijakan, pendanaan, dan lingkungan geografi di kawasan Asia Pasifik," katanya. Seminar nasional itu juga menampilkan lima pembicara antara lain Sri Sultan Hamengkubuwono X (Pilar Budaya Maritim), Laksamana TNI (Purn) Marsetio (Pilar Pertahanan Maritim), Ir. Sarwono Kusuma Atmaja (Pilar SDM), Ir. Harun Al Rasyid Lubis, M.Sc. (Pilar Insfrastruktur Maritim), dan Dr. Arif Havas Oegroseno (Pilar Diplomasi Maritim). Dalam kesempatan itu, Rektor Universitas Krisnadwipayana Jakarta Dr H Abdul Rifai menyatakan siap bekerja sama dengan TNI untuk mewujudkan Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia melalui pendidikan, pelatihan, dan sebagainya. "Kerja sama itu akan sangat strategis dalam mewujudkan personel TNI yang berkualitas, apalagi TNI akhir-akhir ini ibarat gadis cantik yang diperebutkan banyak pihak, seperti KemenkumHAM, KPK, dan sebagainya," katanya. Dalam seminar sehari yang dihadiri sekitar 300 peserta dari para pakar, rektor perguruan tinggi se-Jatim, akademisi mahasiswa, serta pejabat instansi sipil dan TNI-Polri, para pembicara mengupas berbagai tantangan Poros Maritim Dunia, di antaranya keinginan Tiongkok "menguasai" jalur kemaritiman dunia.(*)

Pewarta:

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015