Malang (Antara Jatim) - Perbaikan infrastruktur jalan dan jembatan rusak di sejumlah lokasi di Kota Malang, Jawa Timur, termasuk di kawasan perkampungan tahun ini diperkirakan membutuhkan anggaran sebesar Rp90 miliar. Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Pengawasan Bangunan (DPU PPB) Kota Malang, Dr Jarot Edi Sulistyo, Jumat mengatakan anggaran sebesar Rp90 miliar itu bersalah dari bantuan Pemprov Jatim sebesar Rp75 miliar dan dari pemerintah pusat melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) sebesar Rp15 miliar. "Anggaran keseluruhan sebesar Rp90 miliar itu kemungkinan besar akan terserap habis untuk perbaikan jalan dan jembatan rusak serta peningkatan kualitas dan volume jalan dengan cara hotmix, khususnya jalan-jalan yang ada di perkampungan," katanya. Jarot mengatakan rencananya pengerjaan perbaikan jalan dan jembatan rusak tersebut dimulai Juli mendatang dan saat ini masih dilakukan persiapan serta penghitungan anggaran, baik untuk jembatan maupun jalan rusak, termasuk peningkatan kualitas dan penambahan volumenya. Sejumlah lokasi jalan poros yang mengalami kerusakan cukup parah di antaranya adalah Jalan Raya Dieng dan Jalan Raya Langsep. Sedangkan jalan-jalan penghubung antarkawasan di antaranya adalah Jalan Simpang Gajayana dan jalan di kawasan Keluruhan Arjowinangun, bahkan jalan-jalan tersebut menjadi prioritas perbaikan. "Masyarakat sekarang ini kebutuhannya adalah keamanan dan kenyamanan, termasuk jalan yang dilalui. Oleh karena itu, perbaikan infrastruktur jalan ini menjadi prioritas kami agar keinginan masyarakat segera terwujud," ujarnya. Sementara untuk perbaikan jembatan ada di sejumlah lokasi, namun yang menyerap anggaran paling besar adalah kelanjutan pembangunan Jembatan Kedungkandang yang diperkirakan baru selesai pembangunannya tahun depan. "Pembangunan Jembatan Kedungkandang ini adalah proyek 'multi years', sehingga harus bertahap. Pembangunan tetap dilanjutkan dan tahun depan diproyeksikan sudah tuntas," kata Jarot. Jembatan Kedungkandang dibangun mulai tahun 2012 yang diawali dengan pembebasan lahan milik warga sekitar dan pemasangan tiang pancang maupun konstruksi besi dan beton dimulai 2013. Pemasangan konstruksi besi dan beton tersebut menghabiskan anggaran sebesar Rp5,2 miliar. Namun, karena ada masalah hukum terkait proyek jembatan itu, akhirnya dibiarkan mangkrak dan konstruksi besi serta beton tersebut berkarat, bahkan ditumbuhi tanaman merambat. "Pembangunan Jembatan Kedungkandang tetap duilanjutkan dan tahun ini anggaran yang dikucurkan sebesar Rp30 miliar," ucapnya.(*)

Pewarta:

Editor : FAROCHA


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015