Madiun (Antara Jatim) - Sebanyak 11 dari 3.570 siswa di Kota Madiun, Jawa Timur tercatat tidak mengikuti ujian nasional (UN) tahun 2015 untuk tingkat SMP dan sederajat yang berlangsung pada tanggal 4-7 Mei 2015.
Kepala Dinas Pendidikan, Budaya, Pemuda, dan Olahraga (Dikbudmudora) Kota Madiun, Gandhi Hatmoko, Selasa mengatakan, ke-11 siswa tersebut batal mengikuti UN karena berbagai alasan, seperti sakit dan meninggal dunia.
Rinciannya adalah, satu siswa meninggal dunia, satu siswa terlibat kecelakaan hingga mengalami koma atau tidak sadarkan diri, satu siswa tidak diketahui alamatnya, sedangkan delapan siswa lainnya sakit.
"Untuk delapan siswa yang sakit nantinya akan mengikuti UN susulan mulai Senin(11/5) pekan depan," ujar Kepala Dikbudmudora Kota Madiun, Gandhi Hatmoko.
Sedangkan, seorang siswa yang tidak diketahui alamatnya, sejak awal yang bersangkutan sudah tercatat dalam data nominasi di salah satu SMP di Kota Madiun. Namun, saat dilakukan koordinasi selanjutnya, tidak diketemukan alamatnya sehingga batal mengikuti UN.
"Jadi yang ikut UN tahun ini ya hanya 3.559 siswa dari jumlah sebelumnya sebanyak 3.570 siswa," tutur Gandhi kepada wartawan.
Menurut dia, secara umum pelaksanaan UN di Kota Madiun sejak hari pertama hingga kedua kali ini berjalan lancar dan tertib. Baik dari segi ketersediaan naskah ujian maupun lembar jawaban kerja (LJK). Pengawas ujian menerapkan sistem silang dengan sekolah lain se-Kota Madiun sesuai dengan aturan.
Pihaknya berharap, UN tahun 2015 tingkat SMP dan sederajat di Kota Madiun dapat berjalan lancar hingga hari terakhir pada Kamis (7/5) mendatang.
Sementara itu, Ketua Dewan Pendidikan (DP) Kota Madiun, Gatot Supriyoga, mengungkapkan, pihaknya tidak mendirikan posko pengaduan tentang ujian nasional kali ini. Hanya saja, DP siap jika sewaktu-sewaktu mendapat laporan terkait kecurangan pelaksananaan UN dari masing-masing lembaga sekolah.
"Guna memperlancar pelaksanaan UN, kami meminta anggota DP untuk ikut melakukan pengawasan. Teman-teman sudah turun ke lapangan untuk memantau UN," ujar Gatot.
Data Dikbudmudora setempat mencatat, di Kota Madiun tahun ini UN SMP belum ada yang menerapkan ujian berbasis komputer atau "computer based test" (CBT), itu karena terkendala kurangnya sarana pendukung. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015