Kediri (Antara Jatim) - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai adanya program laku pandai bisa menghemat operasional bank, dan bisa menjalin relasi yang menguntungkan dengan para agen, yang merupakan kepanjangan tangan pelayanan perbankan. "Benefitnya bisa dirasakan berbagai pihak. Dari bank, tentu mendapatkan penghematan biaya pendirian dan operasional kantor bank diganti dengan agen laku pandai," kata Kepala Regional III Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara Timur, Sukamto di Kediri, Jawa Timur, Rabu. Sukamto yang ditemui dalam acara peresmian layanan keuangan tanpa kantor dalam rangka keuangan inklusif (laku pandai) di Balai Desa Pagung, Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri, itu mengatakan selain dari bank yang diuntungkan, agen laku pandai juga mendapatkan keuntungan. Mereka mendapatkan sumber keuangan dari setiap transaksi yang dilakukan dari bank pelaksana. Ia mengatakan, tujuan adanya program laku pandai ini untuk memudahkan masyarakat mendapatkan akses layanan keuangan. Mereka tidak perlu datang ke kantor bank yang dituju, dan bisa melakukan transaksi ke agen terdekat. Lebih lanjut, ia mengatakan masyarakat bisa melakukan transaksi keuangan tabungan "Basic saving account" atau BSA. Bahkan, mereka juga bisa transaksi kredit mikro dan asuransi mikro. Ia juga menegaskan, jika program ini bisa membantu melepaskan masyarakat dari jeratan lintah darat. Salah satunya yang dimanfaatkan adalah dengan fasilitas kredit mikro. Hal itu juga sesuai dengan peraturan OJK Nomor 19 Tahun 2014 tentang Layanan keuangan Tanpa Kantor dalam rangka keuangan inklusif. Beberapa produk sudah disediakan laku pandai. Untuk uang simpanan, batas maksimal transaksi Rp5 juta dalam sebulan, dan saldo maksimal Rp20 juta. Khusus untuk kredit atau pembiayaan kepada nasabah mikro, memiliki tenggat paling lama satu tahun dan batas maksimal pembiayaan Rp20 juta. Pihaknya juga menyadari, masih terdapat sejumlah kendala dari para laku pandai, salah satunya terkait jaringan. Namun, ia menegaskan hal itu bisa diatasi, sehingga laku pandai juga bisa dimanfaatkan di pelosok desa. Sementara itu, Kepala Kantor OJK Kediri Bambang Hermanto mengatakan masyarakat juga bisa memanfatkan fasilitas telepon seluler untuk menjadi agen laku pandai ini, sebab nomor itu akan menjadi nomor rekening tabungan BSA. Ia juga meminta, masyarakat tidak panik jika telepon seluler miliknya hilang. "Kalau hilang, bisa menghubungi bank penyelenggara laku pandai untuk dimintakan blokir nomor rekeningnya, dan nasabah dapat meminta 'chip' baru kepada operator seluler dengan nomor telepon yang sama," ujar Bambang. Untuk program laku pandai, sampai saat ini sudah 17 bank umum yang mengajukan permohonan ke OJK menjadi penyelenggara laku pandai. Dari jumlah itu, empat di antaranya sudah mendapatkan persetujuan OJK, yaitu BRI, Bank Mandiri, BTPN, dan BCA. Di wilayah OJK Kediri, direncanakan akan ada hampir 7 ribu agen laku pandai yang tersebar di sejumlah daerah wilayah keresidenan Kediri dan Madiun. Secara nasional, ditargetkan ada 350 ribu agenda laku pandai terbentuk dan bisa melayani masyarakat.(*)

Pewarta:

Editor : Endang Sukarelawati


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015