Trenggalek (Antara Jatim) - Pemerintah Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur gencar menyosialisasikan program diversifikasi pangan guna meminimalisasi potensi kerawanan pangan yang kerap terjadi di sejumlah desa di daerah tersebut. "Kami aktif mengkampanyekan program ini (diversifikasi pangan) hingga tingkat desa dan kecamatan," kata Kepala Kantor Ketahanan Pangan Trenggalek, Nurhadi Setiyono, di Trenggalek, Senin. Menurut dia, diversifikasi atau penganekaragaman jenis pangan merupakan upaya nyata untuk menjaga ketahanan pangan agar masyarakat Trenggalek tidak monoton sebagai konsumen beras, atau menjadikan beras sebagai konsumsi utama. Karena itulah, Nurhadi menyatakan pihaknya giat menggalakkan budi daya bahan pangan lain nonberas. Ia melanjutkan, untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan mencukupi ketersediaan pangan itu, maka diversifikasi hasil pertanian seperti jagung, ubi, singkong, gandum, ikan, daging, susu dan kacang-kacangan yang semua itu dapat di tanam pada satu wilayah atau daerah pertanian. Sosialisasi program diversifikasi pangan itu terakhir dilakukan pihak Kantor Ketahanan Pangan, sekitar awal pertengahan April silam. Acara yang dihadiri puluhan kader pangan dari 14 kecamatan, 28 orang relawan pangan itu menjadi ajang evaluasi kondisi gizi serta ketersediaan pangan di masing-masing wilayahnya. "Pemanfaatan lahan pekarangan untuk ditanami tanaman kebutuhan keluarga sudah dilakukan masyarakat sejak lama dan terus berlangsung hingga sekarang. Masalahnya hanya belum dirancang dengan baik dan sistemastis teknik pengembangannya," kata Nurhadi. Ia menegaskan, pihaknya berkomitmen untuk melibatkan rumah tangga dalam mewujudkan kemandirian pangan melalui diversifikasi pangan berbasis sumberdaya lokal. Menurut dia, konservasi tanaman pangan untuk masa depan perlu dilakukan dalam memberikan semangat untuk menggalakkan budaya menanam di lahan pekarangan, baik di kota maupun pedesaan. Terakhir, Nurhadi mengimbau masyarakat, khususnya para kader pangan di desa, kecamatan maupun kabupaten untuk bahu-membahu menanggulangi kerawanan pangan di daerahnya. "Jangan sampai menimbulkan permasalahan baru seperti mengakibatkan terjadinya kelaparan, kurang gizi, gizi buruk, gangguan jiwa bahkan sampai kematian," tandasnya.(*)

Pewarta:

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015