Surabaya (Antara Jatim) - Lembaga survei "Indepth Research" menilai calon bupati Sumenep pendatang baru berpeluang menang pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) setempat yang dijadwalkan digelar Desember 2015. "Dibandingkan calon petahana, sejumlah nama pendatang baru diperkirakan memiliki potensi suara lebih bagus," ujar Kepala Konsultan Lembaga survei "Indepth Research" Andri Riswandi kepada wartawan di Surabaya, Senin. Berdasarkan hasil survei pada 26 Februari hingga 16 Maret 2015 di 27 kecamatan yang tersebar di kabupaten setempat, nama bakal cabup H.M Sahnan mencatat 36,11 persen, mengungguli calon petahana KH Abuya Busyro Karim yang hanya meraih 35,1 persen potensi suara. "Potensi suara yang dimaksud diambil dari tingkat popularitas serta tingkat kesukaan masyarakat terhadap kandidat," tukasnya. Selain kedua nama tersebut, kandidat lainnya yang muncul dalam bursa Pilkada Sumenep masing-masing Zainal Abidin (birokrat) dengan potensi suara 11,32 persen, H. Soengkono (wakil bupati dan tokoh partai politik) 14,70 persen, serta Azasi Hasan (tokoh masyarakat) dengan 9 persen. Kendati demikian, jika dilihat dari sisi elektabilitasnya, nama Busyro Karim menjadi yang paling tinggi dengan 24,7 persen, Sahnan 21,9 persen, Zainal Abidin 8,3 persen, serta Soengkono 7,5 persen. Menurut Andri, dalam Pilkada Sumenep mendatang, pengetahuan warga terkait ajang pemilihan bupati relatif tinggi karena 59 persen di antaranya sudah tahu bahwa Desember 2015 akan diselenggarakan. Selain itu, lanjut dia, 66 persen di antaranya tahu bahwa Pilkada diselenggarakan dengan pilihan langsung oleh rakyat. "Sebagian besar masyarakat mengetahui informasi dari teman atau keluarga, kemudian dari baliho dan media massa," tutur pria berkaca mata tersebut. Pihaknya juga menyimpulkan, 48 persen masyarakatnya tahu kandidat-kandidat yang akan maju dengan menyebut lima nama secara berurutan, yaitu Busyro Karim, Sahnan, Azasi Hasan, Soengkono dan Zainal Abidin. Sementara itu, pada survei tersebut melibatkan 1.000 responden dengan metode wawancara tatap muka dan metode "sampling" dengan teknik "multistage random sampling" atau teknik pemilihan "sample" yang dilakukan secara bertingkat dan biasanya berdasarkan pembagian wilayah kerja suatu pemerintahan. "Tingkat margin kesalahannya dalam survei ini 3 persen," kata Andri. (*)

Pewarta:

Editor : Endang Sukarelawati


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015