Madiun (Antara Jatim) - Para korban bencana alam banjir bandang dan tanah longsor di Desa Mendak serta Segulung, Kecamatan Dagangan, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, mulai kekurangan air bersih untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Kekurangan tersebut menyusul pipa air dari Himpunan Pengguna air Bersih (Hipam) yang selama ini digunakan warga rusak akibat tertimbun material tanah longsor. "Sejak bencana longsor terjadi pada Kamis pekan lalu, air bersih sulit dicari. Itu karena saluran airnya rusak terkena longsoran," ujar warga desa setempat, Yitno, kepada wartawan, Senin. Untuk memenuhi kebutuhannya, warga mengandalkan bantuan air bersih dari Pemkab Madiun yang dikirim oleh PDAM Kabupaten Madiun. Hanya saja, pengiriman air bersih tersebut tidak merata. Kepala Desa Segulung, Kustoyo, mengatakan, tiap desa rata-rata memiliki sekitar 1.500 kepala keluarga (KK) yang hingga kini belum bisa memanfaatkan saluran Hipam. "Khusus desa kami saja, ada 1.500 KK yang tersebar di tujuh dusun. Belum lagi di desa Mendak dan desa lainnya yang juga terdampak rusaknya saluran air. Jadi yang membutuhkan saluran Hipam itu cukup banyak," kata Kustoyo. Pihaknya berharap, pemerintah kabupaten setempat segera merespons permintaan warga. Sebab, kebutuhan air sangatlah mendesak untuk kelangsungan hidup warga. Kabag Hubungan Pelanggan PDAM Kabupaten Madiun, Agus Widodo, mengatakan, pihaknya telah mendistribusikan 12 tangki air bersih sejak bencana banjir bandang dan tanah longsor terjadi di wilayah Dagangan pada Kamis lalu hingga sekarang. Ke-12 tangki air tersebut masing-masing berkapasitas 4.000 liter air bersih. Pihaknya menjamin akan mengirim bantuan air bersih kepada warga sesuai aturan yang berlaku. Adapun, tahapan pengajuan bantuan air bersih adalah laporan kepala desa yang diteruskan ke camat, lalu kemudian dilanjutkan ke BPBD Kabupaten Madiun. Diperkirakan, krisis air bersih di Desa Mendak dan Segulung akan berlangsung hingga saluran air yang rusak diperbaiki oleh pihak terkait. (*)

Pewarta:

Editor : Endang Sukarelawati


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015