Bondowoso (Antara Jatim) - Warga di Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, dalam beberapa bulan terakhir keranjingan permainan tradisional gobak sodor, bahkan hingga digelar ajang turnamen antardaerah. Jefri Arifin, salah satu pemain andalan gobak sodor dari Desa Jambeanom, Kecamatan Jambesari Darussolah, di Bondowoso, Sabtu menjelaskan hampir semua desa di kabupaten penghasil penganan tapai itu sudah memiliki klub gobak sodor. "Bahkan satu desa bisa memiliki tiga klub. Namanya lucu-lucu, seperti nama di persilatan, ada Macan Putih, Kobra Hitam, Dewa Petir, Pancasona, Jaka Sembung, Kuda Lumping, Kuda Alekser, Sanglong, Morena, Anjing Gila, Patas, Gempa Bumi dan lainnya," kata pemain spesialis bagian "bandul" atau penjaga paling belakang dari klub berjuluk "Belanda Mendarat" ini. Ia mengemukakan bahwa permainan ketangkasan dan kerja sama kelompok itu sempat "mati" dalam beberapa tahun belakangan dan marak kembali pada 2014 hingga saat ini. Bahkan sejumlah turnamen sering digelar dengan sistem menyewa pemain dari klub-klub tangguh. "Kalau tingkat kabupaten hadiahnya bisa sepeda motor. Sementara pemainnya bisa 'ngebon' (menyewa) dari dari klub atau daerah lain, termasuk dari Jember dan Besuki (Situbonodo). Harga sewanya bisa ratusan ribu per pemain," tutur siswa SMK di Bondowoso yang memiliki talenta sebagai penyanyi ini. Ari, demikian pemuda murah senyum ini bisa panggilan Jefri, menjelaskan bahwa permainan tradisional dengan masing-masing klub sebanyak tujuh orang itu menjadi hiburan bagi masyarakat. Terbukti setiap ada pertandingan selalu dijubeli para penonton. Permainan itu bisa berbentuk sekadar persahabatan atau turnamen. Kalau persahabatan biasanya dipertandingkan di lapangan terbuka, sedangkan untuk turnamen penonton dipungut karcis dan pertandingan dilaksanakan di lapangan yang ditutup gedek. "Kalau turnamen biasanya harga karcis Rp2.000 per orang. Dan biasanya selalu penuh oleh penonton. Permainan itu selalu digelar sore hari selepas ashar," ungkapnya. Gobak sodor yang juga disebut galah asin atau galasin adalah permainan tradisional yang menngandalkan dua kelompok yang sedang bertanding dalam menghadang lawan. Satu kelompok menjadi penghadang, sementara kelompok lawan sebagai "penerobos" yang berusaha masuk ke garis-garis yang dijaga oleh kelompok penghadang. Kemenangan akan diraih jika salah satu dari anggota kelompok berhasil mengecoh penghadang dan melintasi garis hingga paling belakang dan kemudian kembali ke posisi semua di bagian depan. Sistem permainan yang dijalankan dalam permainan di Bondowoso dimpimpin oleh dua wasit dan dibantu oleh empat hakim garis. Wasit dan hakim garis akan mengawasi apakah kelompok penjaga dan kelompok penerobos melakukan pelanggaran dalam permainan itu. (*)

Pewarta:

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015