Gresik (Antara jatim) - Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf meminta warga untuk pembebasan lahan di bantaran Kali Lamong agar segera dibangun tanggul mengantisipasi banjir yang melanda wilayah setempat setiap tahunnya.
"Kalau lahan tidak dibebaskan, bagaimana bisa membuat tanggul? Kami harap warga mengerti akan hal ini," ujarnya di sela peninjauan lokasi banjir di Desa Morowudi, Kecamatan Cerme, Kabupaten Gresik, Senin.
Menurut dia, pembuatan tanggul adalah satu-satunya cara mengantisipasi datangnya banjir yang setiap musim hujan selalu melanda, dan membuat masyarakat terhambat aktivitasnya sehari-hari.
"Oleh karena itu pilihannya satu, yakni membuat tanggul sebab hampir secara keseluruhan tidak ada tanggul," ucap pria yang akrab disapa Gus Ipul itu.
Dalam kesempatan tersebut, wagub sempat bertatap muka dengan warga dan berharap mau membebaskan lahannya.
Selama ini, kata dia, persoalan anggaran menjadi kendala keengganan warga sekitar melepaskan lahannya karena menganggap harga yang ditawarkan pemerintah tidak sesuai harapan.
Ia mengakui, pemerintah kabupaten setempat sudah selama tiga tahun lebih meyakinkan warga untuk melepasnya, namun meminta harga Rp100 ribu per meter, dari harga appraisalnya sebesar Rp35.000.
"Yang dibutuhkan 650 hektare. Kalau masyarakat minta Rp100 ribu per meter maka butuh lebih dari Rp600 miliar untuk anggaran pembebasan lahan dan itu tidak kecil. Karena itu, sekali lagi kami minta warga memikirkannya," kata dia.
Selain membuat tanggul, pihaknya berharap dilakukan pengerukan karena terdapat pendangkalan di beberapa tempat, termasuk kawasan ujung dekat Pulau Galang.
"Kalau pengerukan tahun ini sudah bisa dilakukan, tapi tidak mampu mengatasi banjir karena airnya meningkat setiap tahun. Terkait teknis pengerukan kami serahkan ke Dinas Pekerjaan Umum Pengairan Provinsi," tukasnya.
Mantan menteri pembangunan daerah tertinggal itu juga menjelaskan, penyebab utama luapan sungai yang begitu deras sampai tumpah adalah kekuatan kapasitas sungai yang hanya 600 ribu kubik per detik, namun kenyataannya air mencapai 700 ribu kubik per detik.
Sementara itu, Bupati Gresik Sambari Halim Radianto mengakui wilayahnya kerap mengalami banjir meski hujan tidak terlalu deras turun.
"Banjirnya karena luapan Kali Lamong yang diakibatkan dari beberapa daerah perbatasan, seperti Mojokerto, Lamongan dan Jombang. Jadi, meski tidak deras, namun rawan banjir," ucapnya.
Camat Cerme Suropadi mengakui, dari 25 desa di wilayahnya, sebanyak 15 desa di antaranya tergenang akibat banjir.
"Tapi sekarang tinggal empat desa yang belum surut, yakni Desa Morowudi, Iker-iker, Dungus dan Sukoanyar," tuturnya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015