Banyuwangi (Antara Jatim) - Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, menyelenggarakan kursus tiga bahasa asing secara gratis berbasis desa dan direncanakan menjangkau 2.604 pemuda. Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas di Banyuwangi, Kamis menjelaskan kursus Bahasa Inggris, Mandarin dan Arab dengan anggaran Rp1 miliar itu sebagai salah satu upaya meningkatkan daya saing sumberdaya manusia (SDM) setempat dalam menghadapi implementasi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). "Program ini diharapkan bisa meningkatkan kualitas SDM di Banyuwangi, khususnya para generasi muda karena perkembangan dunia semakin dinamis. Menyiapkan SDM adalah salah satu jawaban untuk menghadapi berbagai tantangan yang ada," katanya. Karena itu, kata dia, selain menyiapkan jangkar-jangkar pendidikan, seperti pendirian Politeknik Negeri Banyuwangi, Universitas Airlangga (Unair) Kampus Banyuwangi, dan mendorong berbagai kampus swasta yang telah ada, pihaknya merasa perlu menggelar program kursus bahasa gratis berbasis desa ini. Anas memaparkan, program kursus ini akan menyinergikan berbagai elemen yang ada di Banyuwangi, mulai dari Dinas Pendidikan, Dinas Pemuda dan Olahraga, hingga kelompok masyarakat. "Ini merupakan kerja bareng-bareng untuk menyiapkan generasi muda kini agar semakin unggul," ujarnya. Pemilihan tiga bahasa yang ada, lanjut Anas, merepresentasikan arus besar perkembangan dunia saat ini. Selain Inggris, bahasa yang perlu dipahami masyarakat saat adalah Mandarin dan Arab. Menurut dia, wisatawan dari Tiongkok ke depan diyakini cukup banyak dan Banyuwangi mengincar para wisatawan Negeri Tirai Bambu Tiongkok itu yang ke Bali untuk ditarik ke Banyuwangi. "Adapun bahasa Arab tidak lepas dari tradisi pesantren yang membumi di Banyuwangi dan antisipasi untuk beberapa tahun mendatang saat kami menyiapkan syariah tourism atau pariwisata syariah," ujarnya. Sementara Sekretaris Dinas Pendidikan Banyuwangi Dwi Yanto menambahkan, dalam program kursus ini, di tiap desa/kelurahan akan diambil 12 orang peserta, sehingga total peserta kursus gratis ini bakal mencapai 2.604 orang dari 217 desa/kelurahan. Pemkab Banyuwangi telah menyiapkan pengajar yang diambil dari kalangan guru bahasa dan sejumlah profesional. Program ini dimulai pada Februari 2015. Para peserta disilakan untuk memilih salah satu bahasa yang diminati. "Peserta di setiap desa diwajibkan memilih hanya satu bahasa saja. Jika dari 12 orang di desa, misalnya, ada dua yang berlainan minat bahasanya, akan diarahkan untuk mengikuti kursus sesuai bahasa yang diminatinya di desa lain," ujarnya. Untuk pembelajaran, lanjut Dwi Yanto, terdapat 67 tatap muka dengan setiap tatap muka selama 3 jam. Total ada 201 jam yang akan ditempuh dalam waktu 3 bulan. Jika dalam waktu 3 bulan tersebut dirasa belum mahir, pembelajaran tersebut bisa diperpanjang lagi. Para peserta kursus difokuskan pada peningkatan keterampilan berupa kemampuan berbicara, kemampuan menulis, dan mendengar. "Mereka tidak akan berkutat pada teori, tapi langsung praktik dan percakapan dengan sesama siswa. Minimal bisa menangkap pesan pembicara," kata Dwi Yanto. (*)

Pewarta:

Editor : FAROCHA


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015