Surabaya (Antara Jatim) - Massa yang tergabung dalam Koalisi Anti Kekerasan (KAK) menggelar aksi keprihatinan terhadap insiden penembakan terhadap aktivis antikorupsi asal Bangkalan Madura Mathur Husaini yang terjadi Selasa (20/1). "Kami sangat menentang kekerasan dan penembakan di Indonesia, termasuk insiden di Madura beberapa waktu lalu," ujar Koordinator Aksi Edi Firmanto di sela unjuk rasa di depan Gedung Negara Grahadi, Jalan Gubernur Suryo Surabaya, Kamis. Sambil membentangkan sejumlah poster yang bertuliskan kecaman terhadap insiden tersebut, para pendemo yang datang mengendarai mobil bak terbuka bergantian berorasi dan membagikan selebaran bertuliskan kecaman terhadap kekerasan. Pihaknya juga meminta polisi mengusut tuntas kasus ini hingga pelaku dan motif penembakan terkuak, termasuk dalang di balik penembakan yang menyebabkan Mathur sampai sekarang masih dirawat intensif. Polisi, kata dia, harus menuntaskan kasus tersebut jangan sampai bertambah panjang karena tidak hanya sekali ini saja terjadi teror yang kerap diterima para aktivis, khususnya pegiat antikorupsi. "Korban Mathur sering menerima teror, bahkan beberapa waktu lalu pernah dilempar bom molotov di rumahnya," katanya. Aksi tersebut sempat membuat jalan di depan Grahadi tersendat karena pendemo melakukan aksinya di dua lajur dan mendapat penjagaan ketat dari kepolisian. Aktivis Mathur Husairi yang menjadi korban penembakan orang tak dikenal di Bangkalan pada Selasa sekitar pukul 02.00 WIB di rumahnya di Jalan Teuku Umar itu dikenal sebagai aktivis vokal. Ia juga mendukung pengusutan tindak pidana korupsi yang dilakukan oleh KPK dengan tersangka mantan Bupati Bangkalan RKH Fuad Amin Imron. Sebelumnya, aktivis LSM dan mahasiswa lintas organisasi di Madura mengecam kasus penembakan tersebut dan meminta Polres Bangkalan maupun Polda Jatim mengusutnya tuntas. Juru bicara aktivis mahasiswa dari Gerakan Pemuda Peduli Pamekasan Tebo Chupang mengaku prihatin dan menilai penembakan sebagai bentuk pembungkaman dalam mengkritik kebijakan Pemkab Bangkalan yang melanggar aturan dan tidak berpihak kepada kepentingan rakyat kecil. (*)

Pewarta:

Editor : FAROCHA


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015