Bojonegoro (Antara Jatim) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro, Jawa Timur, mengalokasikan Rp10 miliar di dalam APBD 2015, untuk membangun 64 embung, sebagai persediaan air di daerah yang biasa mengalami kekeringan, baik secara swakelola maupun dengan sistem kontrak. Kepala Dinas Pengairan Pemkab Bojonegoro Edy Sutanto, di Bojonegoro, Kamis, mengatakan pembangunan 64 embung tersebut akan dimulai setelah musim hujan reda. "Perkiraan kami April pembangunan embung sudah bisa dimulai," ucapnya. Lebih lanjut ia menjelaskan alokasi anggaran Rp10 miliar tersebut, di antaranya sebesar Rp5 miliar akan dimanfaatkan untuk pengadaan lima "backhoe". "Penambahan alat berat lima 'backhoe' ini untuk mempercepat pembangunan embung, sebab sekitar 60 embung dikerjakan secara swakelola," tutur dia. Dengan adanya pembelian alat berat itu, lanjutnya, jumlah backhoe yang dimiliki untuk pembangunan embung secara swakelola sebanyak 12 backhoe, selain dumptruk dan truk pengangkut alat berat. Ia optimistis pembangunan 64 embung tersebut bisa terealisasi dengan adanya penambahan alat berat, sepanjang proses perizinan pemanfaatan tanah Perhutani dan "solo vallei warken" (SVW) bisa diperoleh. Sesuai data di Dinas Pengairan, di daerah setempat sudah terbangun 226 embung dengan kapasitas rata-rata berkisar 10.000-20.000 meter kubik. Menjawab pertanyaan, ia mengungkapkan target pembangunan 1.000 embung di daerahnya menghadapi permasalahan sulitnya memperoleh izin untuk memanfaatkan tanah Perhutani dan tanah "SVW". "Proses turunnya izin pemanfaatan tanah Perhutani dan SVW harus menunggu lama," ujarnya. Namun, ia mengaku pihaknya sudah meminta bantuan konsultan untuk mempercepat proses turunnya izin pemanfaatan tanah "SVW" dan Perhutani untuk lokasi pembangunan embung. "Yang jelas keberadaan embung sangat penting untuk persediaan berbagai keperluan masyarakat di musim kemarau," katanya, menegaskan. Mengenai pembangunan embung tahun lalu, katanya, dari target membangun 88 embung yang bisa direalisasikan sebanyak 65 embung. "Tidak tercapainya pembangunan embung tahun lalu, disebabkan waktu musim kemarau yang pendek, juga belum ada izin dari Perhutani untuk lokasi yang akan dimanfaatkan embung," tandasnya.(*)

Pewarta:

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015