Sumenep (Antara Jatim) - Pengurus Gerakan Pemuda Ansor Sumenep menyatakan tidak terlibat langsung dalam proyek pengadaan maupun pendistribusian buku ajar melalui dana alokasi khusus (DAK) tahun anggaran 2010. "Memang ada titipan buku dari kawan kami di Jogyakarta yang diletakkan di gudang Sekretariat Ansor Sumenep. Namun, kami tidak tahu secara persis buku tersebut, karena merupakan barang titipan. Kami tidak tahu apa-apa soal buku itu," kata Ketua Gerakan Pemuda (GP) Ansor Sumenep, M Muhri di Sumenep, Jawa Timur, Rabu. Pada Rabu siang, pengurus GP Ansor Sumenep memberikan keterangan pers terkait munculnya pemberitaan tentang temuan ribuan buku ajar dari proyek DAK 2010 di gudang sekretariatnya. "Sekali lagi, buku yang ternyata buku ajar proyek DAK 2010 itu memang sempat berada di gudang sekretariat Ansor Sumenep dan statusnya merupakan titipan. Namun, kami tidak terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam proyek pengadaan maupun pendistribusian buku tersebut," ujarnya, menegaskan. Ia menjelaskan, Ansor sebagai organisasi kepemudaan yang konsen pada gerakan pendidikan dan pemberdayaan pemuda dipastikan memiliki sekretariat. "Sekretariat kami bersifat terbuka. Selain sebagai tempat resmi konsolidasi internal dan kegiatan kultural di antara kami, sekretariat juga sering menjadi tempat penitipan barang milik kawan-kawan kami," ucapnya, menerangkan. Muhri berharap semua elemen masyarakat di Sumenep bersikap bijaksana atas temuan buku ajar di gudang sekretariat Ansor yang merupakan titipan dari teman pengurus. Sementara anggota Dewan Pendidikan Kabupaten Sumenep, A Novel menjelaskan, pihaknya mengetahui adanya buku ajar di gudang sekretariat Ansor setempat setelah ditelepon oleh salah seorang pegiat lembaga swadaya masyarakat (LSM) pada Selasa (16/12) pagi. "Rumah kami kebetulan dekat dengan Sekretariat Ansor Sumenep. Pada Selasa pagi itu juga, kami langsung ke sekretariat Ansor setelah ditelepon oleh pegiat LSM tersebut. Di gudang sekretariat Ansor memang ditemukan banyak buku ajar yang tersimpan dalam kardus berlabel DAK 2010," ujarnya. Ia menjelaskan, pihaknya langsung melaporkan temuan tersebut ke pengurus lainnya di dewan pendidikan dan ditindaklanjuti dengan menggelar rapat internal. "Kami segera menggelar rapat lagi untuk membahas langkah-langkah yang akan dilakukan dewan pendidikan secara kelembagaan untuk menindaklanjuti temuan itu," katanya, menambahkan. (*)

Pewarta:

Editor : FAROCHA


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014