Surabaya (Antara Jatim) - Sekitar 80-an warga Surabaya dari kalangan pelajar, Bunda PAUD, mahasiswa, akademisi, anggota DPRD, wartawan, LSM, dan sebagainya meluncurkan Gerakan Menyelamatkan Masa Depan Anak (GeMMA) pada sebuah mal di Surabaya, Selasa. "Ada perkembangan anak-anak remaja sekarang yang tidak kita perhatikan akibat dua kemudahan yakni media online dan sepeda motor," kata penggagas GeMMA Surabaya Esthi Susanti di sela peluncuran GeMMA yang ditandai dengan tanda tangan puluhan warga. Menurut pendiri Yayasan Hotline Surabaya itu, media online dan sepeda motor itulah yang membuat anak-anak remaja sekarang terancam dengan seks dini, aborsi, kehamilan muda, pembunuhan janin, penelantaran anak di luar nikah, dan sebagainya. "Ancaman itu mengandung risiko bagi remaja, di antaranya HIV/AIDS, kanker serviks, dan sebagainya. Hal yang lebih penting dari itu adalah bila remaja mengalami kekerasan seksual akan menyebabkan masa belajar atau masa depan terabaikan," katanya. Bila masa depan anak-anak remaja itu terabaikan, maka masa depan bangsa juga akan terabaikan, sehingga "bonus demografi" (penduduk usia muda lebih banyak daripada usia tua) justru tidak menguntungkan bangsa Indonesia. "Kalau 'bonus demografi' itu merugikan, maka kemungkinan Indonesia menjadi salah satu dari 10 negara dengan pertumbuhan ekonomi terbaik di dunia pada tahun 2025 tidak akan terwujud," katanya. Untuk itu, katanya, masa depan anak-anak (remaja) harus diselamatkan, karena itu pihaknya menggalang gerakan bersama berbagai elemen warga kota untuk menyelamatkan masa depan anak-anak bangsa. "Gerakan Menyelamatkan Masa Depan Anak (GeMMA) Surabaya akan mengusulkan perlunya pendidikan kesehatan sosial untuk sekolah-sekolah di Surabaya. Bukan sekadar pendidikan tentang reproduksi, tapi anak-anak itu tahu masalah yang mengancam dirinya dan cara atau solusi untuk mengatasi ancaman dirinya itu," katanya. (*)

Pewarta:

Editor : Akhmad Munir


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014