Banyuwangi (Antara Jatim) – Festival Ngopi Sepuluh Ewu sukses digelar di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Minggu (23/11) malam, dengan menyajikan 10.000 cangkir kopi.
"Total ada 250 kilogram biji kopi yang disangrai, lalu diolah sedemikian rupa hingga menjadi kopi dengan cita rasa terbaik," ujar Plt Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi, Yanuar Bramuda, di Banyuwangi, Senin.
Dia mengatakan, festival ini untuk memperkenalkan kekayaan kopi Banyuwangi yang memproduksi rata-rata hampir 3.900 ton kopi per tahun dari sekitar 3.800 hektare perkebunan kopi.
Festival Ngopi Sepuluh Ewu digelar di Desa Adat Kemiren yang merupakan basis Suku Osing, masyarakat asli Banyuwangi. Ribuan warga dan wisatawan menyemut menghadiri Festival Ngopi Sepuluh Ewu.
Setiap rumah di jalanan utama Desa Adat Kemiren menyediakan kopi dan makanan tradisional yang bisa dinikmati siapa saja secara gratis. Setiap rumah yang berdiri di sepanjang jalan desa adat itu membuat pondok mirip kopi yang dilengkapi meja dan kursi, lengkap dengan teko dan cangkir berisi kopi panas.
"Siapa pun yang berkunjung ke Desa Kemiren dipersilakan meminum kopi trasidional kebanggaan masyarakat setempat secara gratis. Tidak hanya menyajikan minuman kopi, masyarakat Kemiren juga menyuguhkan makanan dan jajanan khas seperti rengginang, keripik gadung, ketan, pisang rebus, serabi, lanun, lopis dan klemben (bolu kering khas Banyuwangi)," ujar Bramuda..
Inayah, salah seorang penduduk Desa Kemiren, sangat antusias mengikuti festival tersebut. "Saya menyiapkan semuanya sejak pagi. Senang sekali bisa ikut di acara ini untuk menunjukkan keramahan masyarakat Osing," kata dia.
Festival Ngopi Sepuluh Ewu ini muncul dari kebiasaan warga Kemiren dalam menikmati kopi untuk mempererat jalinan silahturahmi antarwarga. Masyarakat setempat mempunyai semboyan yang sangat terkenal, yaitu ”sekali seduh, kita bersaudara”. ”Artinya, begitu kita menikmati kopi banyuwangi, berarti kita sudah satu keluarga yang akan saling menolong, saling mengasihi,” imbuh Bramuda.
Festivak ini juga merupakan contoh mempertahankan tradisi gotong royong karena semua acara digarap bersama-sama oleh warga. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014