Malang (Antara Jatim) - Sebanyak 962 pelajar dari tujuh sekolah di Kabupaten Malang, Jawa Timur, menerima bantuan kacamata gratis dari pelanggan Alfamart dan Alfamidi yang dikelola PT Sumber Alfamart Trijaya Tbk, Rabu. "Dari 4.188 pelajar di tujuh sekolah yang menjalani rangkaian pemeriksaan mata pada September hingga Oktober lalu, ternyata ada 962 siswa atau 23 persen mengalami gangguan penglihatan, sehingga harus menggunakan kacamata," kata Corporate Affairs Director PT Sumber Alfamart Trijaya (PT SAT), Solihin disela-sela penyerahan kacamata gratis bagi pelajar di Kabupaten Malang. Menurut Solihin, pemeriksaan mata dan pemberian kacamata gratis tersebut menjadi bagian dari program "Brigjt Eyes, Bright Future", salah satu program sosial di bidang kesehatan yang melibatkan pelanggan Alfamart dan Alfamidi melalui program pundi amal (donasi di kasir). Program Bright Eyes, Bright Future dimulai April 2014 dengan target 10 ribu kacamata gratis yang diberikan pada anak-anak sekolah di Indonesia, mulai dari jenjang SD hingga SMA. Saat ini, kacamata gratis yang telah disumbangkan pada anak-anak seklah mencapai 9.210 kacamata. Dan, pencapaian secara nasional sebanyak 10 ribu kacamata gratis yang disumbangkan pada anak-anak sekolah bakal terwujud pada penyerahan di Pengalengan, Kabupaten Bandung. Ia mengemukakan banyak ditemukan pelajar baru mengetahui dirinya mengalami gangguan penglihatan pada saat pemeriksaan yang dilakukan Yayasan Berani Bhakti Bangsa yang menjadi mitra PT SAT karena rata-rata mereka tidak pernah memeriksakan kesehatan matanya, khususnya bagi warga prasejahtera. "Masyarakat prasejahtera merasa pemeriksaan mata sulit dilakukan karena keterbatasan biaya, sehingga kesehatan mata tidak menjadi prioritas bagi mereka. Oleh karena itu, melalui bantuan kacamata gratis ini dapat membantu proses belajar anak-anak di sekolah secara maksimal," ujarnya. Sementara itu Bupati malang, Rendra Kresna mengapresiasi upaya PT SAT untuk membantu menajamkan penglihatan ratusan anak sekolah di wilayahnya. "Selama ini kesehatan mata bukan menjadi prioritas, bahkan diabaikan masyarakat karena kondisinya memang tidak memungkinkan untuk memeriksakan mata sekaligus membeli kacamatanya," kata Rendra. Padahal, lanjutnya, gaya hidup anak-anak akhir-akhir ini justru mendorong pada kebiasaan buruk, seperti penggunaan handphone, komputer, laptop, dan alat elektronik lainnya yang mempercepat kerusakan mata. "Gangguan mata memang terlihat sederhana, namun sangat vital bagi kehidupan kita," kata politisi dari Partai Golkar itu.(*)

Pewarta:

Editor : FAROCHA


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014