Kediri (Antara Jatim) - Sekitar 400 kepala keluarga (KK) di Desa Selopanggung, Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, kesulitan mendapatkan air bersih,. akibat kemarau panjang yang melanda daerah itu. Muslimah, salah seorang warga di desa itu, Kamis mengaku kekeringan di desanya sudah terjadi sejak tiga bulan. Ia dengan ratusan warga lainnya kesulitan mendapatkan air bersih yang layak konsumsi. "Biasanya kami ambil air dari sungai ataupun sumur. Tapi, karena kemarau, banyak sumur dan sungai yang mengering," katanya. Ia mengatakan, memang terdapat sejumlah sumber mata air di daerah ini yang masih mengeluarkan air, namun air itu sangat tidak layak untuk dikonsumsi. Kualitas airnya sangat kotor, sehingga tidak mungkin untuk kebutuhan makan ataupun minum. Muslimah mengatakan, kondisi ini sangat menyulitkan warga. Air sangat sulit didapat. Jika ingin mencari air dengan kualitas yang agak bersih, ia dengan para tetangga lainnya harus memutar ke sumber air yang jaraknya sampai 1 kilometer. "Air yang ada sangat kotor dan tidak bisa buat masak. Air itu biasanya kami gunakan untuk mandi, tapi karena terbatas mandi pun kami juga jarang," katanya. Ia mengatakan, sampai saat ini hujan belum turun. Biasanya, saat hujan warga segera menampung air yang ditampung di bak atuapun drum. Air itu bersih, yang bisa digunakan untuk kebutuhan konsumsi. "Kalau beli air, kami juga kesulitan, sebab untuk kebutuhan sehari-hari pun kami juga harus bekerja keras," ujarnya. Pihaknya juga mengaku, warga seringkali meminta kepada perangkat desa agar meminta bantuan kiriman air dari pemerintah. Warga sempat diberi bantuan, itupun jumlahnya terbatas, satu kardus air mineral untuk satu keluarga. Sementara itu, Kepala Desa Selopanggung Wiji mengatakan, kemarau kali ini memang membuat kesulitan warga, terutama untuk mendapatkan air bersih. Jumlah warganya yang kesulitan air juga sangat banyak, sampai 400 kepala keluarga. Ia menyebut, sebagian warga mengambil air dari sungai yang jaraknya tidak terlalu jauh, namun kualitas air tidak layak untuk konsumsi. Bagi warga yang mampu, untuk konsumsi bisa membeli air isi ulang, tapi jika warga yang tidak mampu harus mencari sumber mata air, demi mendapatkan air yang bersih. "Biasanya tiga sampai lima hari sekali warga cari air, untuk sekedar minum," katanya. Ia berharap, pemerintah juga memberikan perhatian dengan mengirimkan bantuan air bersih. Hal itu sangat dibutuhkan, untuk kebutuhan sehari-hari warga. (*)

Pewarta:

Editor : FAROCHA


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014