Mojokerto (Antara Jatim) - Bank Rakyat Indonesia (BRI) memberi kemudahan permodalan terhadap sejumlah petani jagung hibrida di Desa Jrambe, Mojokerto karena selama ini kemampuan petani untuk mengakses pendanaan selalu menjadi kendala. "Padahal keberhasilan petani juga bergantung pada ketersediaan modal kerja," kata Wakil Kepala Kantor Wilayah BRI, Dwidjo Soedono, ditemui di Panen Raya Jagung, di Mojokerto, Selasa. Dengan modal kerja, yakin dia, petani jagung bisa menyediakan bibit yang baik. Bahkan, dapat membeli pupuk yang tepat. Untuk itu, melalui Program Kemitraan World Economic Forum PISAgro di Mojokerto pihaknya bersama anggota platform itu ikut mengembangkan model bisnis terhadap petani kecil. Pada program ini kelompok kerja tani yang berpartisipasi menerima pinjaman midal Rp305 juta. "Tingkat bunga yang dikenakan kepada para petani hanya 5,5 persen per tahun. Penyaluran pinjaman tersebut melalui skema Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKPE) dan memang risiko penerimaan kas dapat dikurangi karena ada PT Cargill yang memberikan jaminan pembelian," katanya. Executive Director WEF PISAgro, Laksmi Prasvita, mengemukakan, proyek Percontohan Kelompok Kerja Jagung World Economic Forum (WEF) PISAgro berhasil membawa peningkatan produksi petani hingga 14 persen sejak dilakukan mulai Juni 2014. "Pada panen perdana ini dari lahan seluas 50 hektard kami perkirakan bakal menghasilkan 400 ton jagung," katanya. Keseluruhan lahan itu, sebut dia, menjadi proyek kemitraan antara petani dengan PT Monsanto Indonesia sebagai penyedia benih unggul. Lalu, Cargill bertindak sebagai perusahaan penjamin pemasaran. Kalau upaya pendampingan dilakukan oleh dinas terkait dari pemerintah daerah baik Kabupaten Mojokerto maupun Provinsi Jatim. "Dari petani, ada 100 petani lokal yang menggarap lahan jagung seluas 50 hektare ini," katanya. President Director Monsanto Indonesia, Mauricio F Amore, mengatakan, di proyek pertama tersebut pihaknya melihat produksi jagung meningkat dari 7 ton per hektare menjadi 7,97 ton per hektare. Kondisi itu mampu meningkatkan pendapatan petani bisa menjadi Rp2,9 juta per hektare. Terkait bibit unggul yang diberikan dan ditanam oleh petani adalah jenis DEKALB. "Bibit itu merupakan bibit jagung unggulan yang aman dan sudah sesuai dengan standar internasional serta tanpa menggunakan bahan kimia dan alami. Saat proses penanamannya, petani harus mengikuti sesuai aturan standar penanaman sesuai bibit agar hasil panen seperti yang diharapkan contoh ada ketentuan posisi antartanaman dan jadwal penyiraman," katanya. (*)

Pewarta:

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014