Madiun (Antara Jatim) - Pihak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Soedono, Kota Madiun, Jawa Timur, masih menunggu keterangan resmi dari Kementerian Kesehatan (Kemenskes) terkait status pasien "suspect" atau dicurigai ebola, Muk (29), yang dirawat di rumah sakit setempat. Direktur RSUD dr Soedono Madiun, dr Sasongko Sp.A, Senin, mengatakan, pihaknya saat ini belum berani menyatakan status Muk yang dirawatnya, apakah negatif atau positif terjangkit ebola. Meski telah ada pernyataan dari Kemenkes tentang status Muk yang dinyatakan negatif ebola, namun pihaknya memilih menunggu hasil laboratorium secara tertulis. "Kami masih menunggu bukti secara tertulis dari Kemenkes yang menyatakan pasien negatif atau tidak. Sehingga kami belum dapat memberikan keterangan," ujar dr Sasongko, Sp.A, saat rilis kepada wartawan di rumah sakit setempat. Ia menjelaskan, kondisi Muk saat ini semakin membaik. Meski demikian, tim medis masih melakukan karantina dan pemantauan terhadap perkembangan kondisi pasien. Sisi lain, jika pihak rumah sakit memulangkan pasien sebelum masa inkubasi 21 hari sampai 15 November mendatang, ditakutkan akan terjadi hal yang tidak diinginkan. Terlebih, pasien selama ini juga didiagnosis positif malaria. Status pasien Muk yang positif malaria tersebut yang menjadi fokus tim medis RSUD dr Soedono saat ini. Dokter terus memantau dan memberikan asupan cairan yang cukup melalui infus untuk menghindari memburuknya kondisi pasien. Ruang isolasi tempat Muk dirawat juga disterilkan. Penanganan sesuai SOP WHO juga masih dilakukan terhadap Muk. Demikian juga, pihak-pihak yang tidak berkepentingan dilarang untuk berada di sekitarnya. "Ini masih kita berikan layanan layaknya pasien ebola, sambil menunggu hasil laboratorium. Kalau pasien ini saya pulangkan sebelum masa inkubasi, jika nantinya ada tuntutan pasti saya duluan yang kena. Saya tidak mau ambil risiko, sebelum adanya pernyataan tertulis dari balitbang,” kata Sasongko. Seperti diketahui, Muk (29) warga Gemarang, Kabupaten Madiun, dicurigai terjangkit ebola setelah pulang dari Liberia, Afrika Barat. TKI yang bekerja di perusahaan kayu tersebut mengalami demam tinggi dan gejala klinis suspect ebola. Sebelumnya, pasien telah didiagnosis tim medis positif malaria. (*)

Pewarta:

Editor : FAROCHA


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014