Bojonegoro (Antara Jatim) - Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro, Jawa Timur, membantah bahwa air PAM dari Bengawan Solo produksi Intalasi Pengolah Air (IPA) di Kecamatan Padangan, Purwosari, Kanor dan Trucuk, tidak layak konsumsi.
"Tidak benar air PAM yang mengambil air dari Bengawan Solo tidak layak konsumsi," kata Kepala Bidang Layanan Langganan PDAM Pemkab Bojonegoro Joko Siswanto, di Bojonegoro, Kamis.
Ia menyampaikan bantahan hal itu, karena Badan Lingkungan Hidup (BLH) Pemkab, menyebutkan air PAM dari Bengawan Solo tidak layak konsumsi sebagai air minum, meskipun sudah diolah.
Lebih lanjut ia menjelaskan air PAM di empat lokasi tersebut, selalu dilakukan uji laboratorium di Balai Teknik Kesehatan Lingkungan (BTKL) Surabaya, setiap tiga bulan sekali.
"Hasil pengujian selalu menunjukkan air PAM di empat lokasi tersebut layak sebagai air bersih," katanya, menegaskan.
Namun, ia membenarkan kalau kualitas air Bengawan Solo di daerahnya mengandung berbagai pencemaran aneka limbah.
"Kalau mengambil langsung dari Bengawan Solo kemudian dimanfaatkan sebagai air minum ya tidak layak. Tapi kalau sudah diproses, diberi kaporit, juga zat lainnya, maka air Bengawan Solo, ya layak sebagai air minum sepanjang dimasak dulu," ucapnya, menegaskan.
Sesuai data di PDAM, jumlah pelanggan air PAM di Instalasi Pengolah Air (IPA) di Kecamatan Padangan, tercatat sebanyak 1.809 sambungan rumah (SR), di Kanor 54 SR dan di Purwosari dan Trucuk, masing-masing sekitar 400 SR.
Menjawab pertanyaan, Joko mengatakan para pelanggan PAM di empat lokasi tersebut, juga sudah jarang yang memanfaatkan air PAM untuk memasak.
"Kebanyakan warga tidak memanfaatkan air PAM untuk memasak atau air minum, sebab kalau air minum warga kebanyakan memanfaatkan air mineral atau isi ulang," tandasnya.
Kepala Badan Lingkungan Hidup (LH) Pemkab Bojonegoro Tedjo Sukmono, sebelumnya, menegaskan air PAM tidak layak dikonsumsi, dengan mengacu hasil uji kualitas air Bengawan Solo di Laboratorium Lingkungan Pemkab Mojokerto, 8 Oktober.
"Meskipun air PAM dimasak tetap tidak layak dikonsumsi, sebab sudah tercemar berbagai aneka limbah termasuk logam berat," katanya, menegaskan. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014