Madiun (Antara Jatim) - Badan Urusan Logistik (Bulog) Sub Divre IV Madiun, Jawa Timur, kesulitan menyerap beras petani lokal karena menyusutnya areal tanam padi dampak anomali cuaca. Hingga saat ini, Bulog Sub Divre IV Madiun baru mampu menyerap beras lokal sebanyak 45.000 ton dari yang ditargetkan 70.000 ton sepanjang tahun 2014. Kepala Bulog Sub Divre IV Madiun, Suharto Djabar, Rabu, mengatakan, kesulitan penyerapan tersebut karena para petani tidak banyak yang menanam padi pada musim kemarau saat ini. "Para petani banyak yang menanam palawija, akibatnya kami sulit menyerap beras. Penanaman palawija tersebut merupakan imbas musim kemarau. Petani tidak berani menanam padi karena takut gagal panen akibat kekurangan air," kata dia. Menurut dia, saat panen di bulan April, Bulog Madiun bisa menyerap beras milik petani antara 500 hingga 1.000 ton setiap harinya. Namun, saat ini Bulog hanya mampu menyerap 50 hingga 100 ton beras saja per hari. Kesulitan lain dalam penyerapan beras adalah harga pembelian pemerintah (HPP) yang berada di bawah harga pasar. Sehingga, petani memilih menjual berasnya ke para pengepul dari pada ke Bulog. Saat ini, Bulog masih menggunakan standar HPP tahun 2012. Di mana untuk beras dihargai Rp6.600 per kilogram, padahal, para pedagang lain berani membeli beras dengan harga lebih tinggi, antara Rp7.000 hingga Rp9.000 per kilogram, tergantung kualitas berasnya. (*)

Pewarta:

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014