Madiun (Antara Jatim) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Madiun, Jawa Timur, menawarkan pekerjaan sebagai tenaga kerja Indonesia (TKI) kepada para penghuni Lokalisasi Wisma Wanita Harapan Gude di wilayah setempat yang akan segera ditutup pada November mendatang.
Kepala Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Kabupaten Madiun, Suyadi, Rabu, mengatakan, penawaran tersebut berlaku bagi semua wanita pekerja seks (WPS) yang ada di lokalisasi Desa Teguhan, Kecamatan Jiwan, tersebut baik untuk TKI dari sektor formal maupun non-formal.
"Kami sifatnya menawarkan. Harapannya ada yang bersedia setelah lokalisasi Gude ditutup. Berapapun yang berminat akan kami tampung," ujar Suyadi kepada wartawan seusai sosialisasi penutupan di lingkungan lokalisasi setempat.
Menurut dia, untuk mewujudkan penawaran tersebut, pihaknya telah bekerja sama dengan sejumlah PJTKI yang siap memberikan pelatihan dan menyalurkan ke negara tujuan.
"Penawaran ini gratis. Semua biaya pelatihan dan penyaluran akan ditanggung oleh pemerintah daerah. Pelatihan akan diberikan selama dua bulan sebelum berangkat ke negara tujuan," terang Suyadi.
Adapun negara tujuan untuk penempatan yang ditawarkan di antaranya adalah Hong Kong, Taiwan, dan Singapura. Negara tersebut dipilih karena memiliki perlakukan yang cukup baik terhadap buruh migran seperti TKI.
Suyadi menjelaskan, penawaran pekerjaan sebagai TKI tersebut bertujuan agar para WPS memiliki pekerjaan yang layak setelah lokalisasi Gude ditutup. Sehingga, diharapkan para mantan WPS itu nantinya tidak melakukan pekerjaan lamanya di tempat lain.
Selain menawarkan pekerjaan sebagai TKI, Dinsosnakertrans Kabupaten Madiun juga memberikan pelatihan ketrampilan kepada para penghuni lokalisasi. Namun, sayangnya upaya pemerintah daerah setempat untuk memberikan pelatihan dan penawaran kerja sebagai TKI ditanggapi dingin oleh para penghuni lokalisasi dan pengurusnya.
Data Dinsosnakertrans Kabupaten Madiun mencatat, terdapat sekitar 76 WPS yang menghuni lokalisasi Wisma Wanita Harapan Gude. Mereka tidak hanya berasal dari Kabupaten Madiun, tapi juga dari luar kota seperti Nganjuk, Surabaya, Solo, dan lainnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014