Bojonegoro (Antara Jatim) - Dinas Perhutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, menyebutkan harga tembakau rajangan "Prancak 95" yang ditanam petani di sejumlah kecamatan bisa mencapai Rp32.000 setiap kilogramnya. "Harga tembakau rajangan Prancak 95 di tingkat petani sebesar Rp32.000/kilogram belum harga tertinggi, sebab PT Sadhana Arifnusa, selaku pembeli memasang harga tertinggi Rp35.000/kilogram dan terendah Rp20.000/kilogram," kata Kepala Bidang Usaha Perkebunan Dishutbun Bojonegoro Khoirul Insan, Jumat. Ia menjelaskan PT Sadhana Arifnusa yang menjadi pemasok tembakau PT HM Sampoerna merupakan pembeli tunggal tembakau rajangan Prancak 95 yang ditanam di sejumlah desa di Kecamatan Kasiman, Padangan, Ngraho, dan kecamatan lainnya, dengan luas 430 hektare. "Tanaman tembakau jenis Prancak 95 dari Madura itu merupakan program kemitraan petani dengan PT Sadhana Arifnusa," jelasnya. Karena itu, katanya, petani memperoleh bantuan biaya produksi, mulai mengolah tanah, bibit dan pupuk dari PT Saddhana Arifnusa. "Saat ini panen tembakau Prancak 95 baru sekitar 30 persen dari areal tertanam seluas 430 hektare. Harga kemungkinan masih bisa naik, sebab panen belum mencapai puncaknya," katanya, menegaskan. Lebih lanjut ia menjelaskan tembakau Prancak 95 tersebut merupakan tembakau asal Madura, yang baru pertama kali ditanam di daerahnya yang dikenal sebagai sentra penghasil tanaman tembakau Virginia Voor Oogst (VO) atau Jawa. Sesuai karakternya, katanya, tembakau Prancak 95, memiliki daun lebih kecil dibandingkan dengan tembakau Virginia VO, juga daunnya tipis, tetapi memiliki aroma harum. "Tanaman tembakau Prancak 95 sangat cocok ditanam di daerah kering, sehingga di wilayah timur, yang menjadi sentra tembakau Virginia VO kita melarang ada tanaman tembakau Prancak 95," tuturnya.(*)

Pewarta:

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014