Jember (Antara Jatim) - Siapa yang tidak kenal dengan kegiatan "Jember Fashion Carnaval" (JFC) yang menjadi salah satu ikon pariwisata yang menarik perhatian dunia dan digelar setiap tahun di Kabupaten Jember, Jawa Timur.
Ya, parade busana dengan "catwalk" sepanjang 3,6 kilometer tersebut sudah men-dunia, sehingga tidak heran pada pagelaran JFC ke-13 yang digelar 21-24 Agustus 2014 dipadati puluhan ribu wisatawan domestik dan mancanegara.
Para peserta yang mengikuti karnaval tersebut bukanlah model-model yang profesional, mereka adalah para partisipan dari berbagai kalangan umur, status dan latar belakang pendidikan yang mencoba untuk kreatif membuat busana yang unik dan spektakuler untuk diperagakan sendiri dalam karnaval busana yang dimotori oleh putra daerah Jember, Dynand Fariz.
Tahun ini, JFC mengambil tema "Triangle, Dinamic in Harmony" yang berarti keharmonisan yang selalu dinamis dengan tiga elemen kehidupan yakni manusia, alam , dan Tuhan yang merupakan penguatan pesan yang ingin disampaikan kepada masyarakat luas.
Ada 10 defile yang ditampilkan oleh 700 peserta yang berlenggak-lenggok di sepanjang jalan protokol Jember yakni defile Mahabharata, Borobudur, Tambora, "Flying Kite", "Phoenik", "Wild Deer", "Pine Forest", "Stalagmite", Apache, dan "Chemistry".
Dalam rangkaian JFC International Event 2014, diawali dengan pembukaan pameran berbagai produk kreatif khas Jember pada 20 Agustus 2014, kemudian dilanjutkan pagelaran karnaval dimulai oleh JFC Kids yang digelar Kamis (21/8), dilanjutkan dengan Artwear Carnival pada Jumat (22/8), kemudian Wonderful ArtChipelago Carnival Indonesia (WACI) pada Sabtu (23/8), dan puncaknya Grand JFC pada Minggu (24/8).
Presiden JFC, Dynand Fariz mengatakan setiap tahun JFC selalu mengangkat kebudayaan dan warisan Nusantara untuk dikenalkan kepada para wisatawan domestik dan mancanegara yang datang untuk menyaksikan pagelaran wisata karnaval busana di Kabupaten Jember, sehingga tahun ini ada tema Borobudur.
"Borobodur merupakan salah satu dari tujuh keajaiban dunia dan bangunan candi raksasa dengan detail dan keunikannya menjadi sebuah karya yang menakjubkan, sehingga Borobudur menjadi salah satu defile yang ditampilkan pada JFC tahun," tuturnya.
Hampir setiap tahunnya, JFC mampu menampilkan kebolehannya di ajang internasional dan tak heran apabila karnaval busana yang spektakuler itu menginspirasi kota-kota lain dan beberapa kota di Indonesia kini mulai mengikuti jejaknya.
JFC berhasil mengharumkan nama Kabupaten Jember di kancah internasional karena sejumlah penghargaan didapatkan melalui rancangan busana Dynand Fariz yang fantastis dan spektakuler, bahkan tidak sedikit even-even internasional di luar negeri mengundang sejumlah talent JFC untuk memperagakan busananya di sana.
JFC meraih International Awards sebagai "runner up" 1 kategori "Best National Costume" di Ajang Men Hunt International 2011 di Taiwan, "The Winners" dalam Ajang Mister International 2011 di Jakarta dan Mister Universe Model Peagent 2011 di Republik Dominica.
Segudang prestasi tersebut menginisiasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) bersama Asosiasi Karnaval Indonesia (AKARI) menjadikan Kota Tembakau tersebut sebagai tuan rumah Pagelaran "Wonderful Artchipelago Carnival Indonesia" (WACI).
"Jember dengan JFC-nya merupakan pioner karnaval fesyen yang menginspirasi kota-kota lain untuk menggelar ajang yang serupa, namun masing-masing daerah punya ciri khas tersendiri yang ingin ditampilkan," kata Direktur Pengembangan SDM Kemenparekraf I Gde Pitana saat menghadiri acara WACI di alun-alun Jember, Sabtu (23/8).
Menurut dia, Jember melalui JFC menjadi contoh riil revitalisasi karnaval di Indonesia, karnaval yang dikemas dan dijadikan wisata dengan baik, maka bisa berdampak kepada pembangunan ekonomi kreatif dan pariwisata di sebuah daerah.
"Saya berharap seluruh provinsi di Indonesia nantinya bisa memiliki karnaval seperti JFC, namun tetap memakai ciri khas daerah masing-masing dengan menonjolkan kebudayaan mereka," tuturnya.
WACI yang digelar pertama kali di Jember diikuti oleh tujuh provinsi yakni Jawa Timur diwakili oleh Jember Fashion Carnival (JFC), Bali diwakili oleh Kuta Carnival, Provinsi Bangka Belitung diwakili Bangka Belitung Carnival, Solo Batik Carnival mewakili Provinsi Jawa Tengah.
Sementara Tenggarong Kutai Carnival mewakili Kalimantan Timur, Kepualuan Riau diwakili oleh Batam Carnival dan Tanjung Pinang Carnival, sedangkan DKI Jakarta diwakili oleh lima komunitas karnaval yakni Gading Nite Carnival, Jak Carnival, Humanoid International Festival, Cosplay Parade, dan Jakarta Children's Creative Carnival.
Provinsi yang mengikuti pagelaran WACI di Jember adalah provinsi yang memiliki DPD AKARI dan kegiatan tersebut sekaligus sebagai ajang peresmian asoasiasi tersebut ke publik, bahkan di sekitar alun-alun juga tersedia stand khusus untuk masing-masing DPD AKARI tujuh provinsi tersebut.
"Wisata karnaval tentu berdampak di sektor ekonomi dan pariwisata, sehingga kegiatan ini bisa mendukung pertumbuhan wisatawan untuk berkunjung ke daerah dan pada sektor ekonomi juga dirasakan oleh pelaku UMKM, perhotelan, dan restoran," ujar Pitana uang mantan Kadisparta Bali.
Sebuah acara karnaval yang diselenggarakan secara konsisten setiap tahun telah menggerakkan pertumbuhan pariwisata dan industri kreatif di Jember, sehingga JFC yang digelar sejak tahun 2003 secara konsisten juga mendongkrak kunjungan wisatawan dan berdampak pada peningkatan pendapatan asli daerah (PAD) setempat.
Dongkrak Perekonomian Jember
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Kantor Pariwisata dan Kebudayaan Jember, Arif Tjahyono mengatakan JFC mampu mendongkrak perekonomian di Kabupaten Jember karena setiap momen parade busana tersebut ditampilkan, maka ribuan wisatawan beramai-ramai datang ke Jember.
"Hampir setiap tahun ribuan wisatawan domestik dan mancanegara datang untuk menyaksikan JFC, sehingga hal tersebut juga berdampak pada meningkatnya perputaran uang di Jember," ucapnya.
Tingkat hunian atau okupansi hotel meningkat dan hampir semua hotel di kawasan kota penuh selama rangkaian kegiatan JFC yang dimulai pada Kamis (21/8) hingga Minggu (24/8) dan hal serupa juga dirasakan oleh pengelola rumah makan atau restoran.
"Jumlah wisatawan yang datang ke Jember selama tahun 2008 sebanyak 250 ribu orang dan terus meningkat hingga mencapai 750 ribu orang pada tahun 2013, bahkan tahun ini dprediksi meningkat lagi karena kegiatan JFC International Event 2014 berlangsung selama beberapa hari," katanya.
Tidak hanya wisatawan yang tertarik dengan ajang JFC, namun ribuan fotografer dari media dan pecinta fotografi berburu objek menarik yang ditampilkan para talent JFC dengan kostum berbahan daur ulang tersebut, sehingga tercatat lebih dari 3 ribu media dan fotografer dari dalam dan luar negeri mendaftarkan diri untuk meliput karnaval yang menempati urutan keempat karnaval unik di dunia itu.
Selain itu, pendapatan asli daerah (PAD) dari sektor Pariwisata di Kabupaten Jember juga meningkat dari Rp2,5 miliar pada tahun 2008 dan naik menjadi Rp8,5 miliar pada tahun 2013, bahkan Kantor Pariwisata mematok target pada tahun 2014 bisa mencapai lebih dari Rp10 miliar per tahun.
"Sumbangan PAD di sektor pariwisata meliputi pajak hotel, pajak restoran, retribusi, dan pendapatan lain-lain yang juga meningkat seiring dengan momentum JFC tersebut," ucap Arif yang juga memiliki hobi fotografi itu.
Sementara Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jember, Teguh Suprayitno, mengatakan tingkat hunian hotel di Jember meningkat selama rangkaian kegiatan "Jember Fashion Carnaval International Event 2014".
"Seluruh kamar di kawasan kota terisi penuh selama kegiatan JFC baik untuk hotel kelas berbintang maupun kelas melati, sedangkan hotel di kawasan pinggiran masih normal. Begitu juga pengunjung di restoran dan rumah makan juga meningkat," tuturnya.
Tidak hanya hotel dan restoran yang mendapat dampak positif dari JFC, sektor transportasi udara juga mendapatkan keuntungan, tiket pesawat Garuda Indonesia rute Surabaya-Jember dan sebaliknya juga mengalami peningkatan.
Bagi anda yang ingin menikmati wisata karnaval busana kreatif, unik, dan spektakuler, atau sekedar berburu foto, bisa meluangkan waktu untuk melancong ke Kabupaten Jember pada even JFC yang akan digelar pada Agustus 2015.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014