Surabaya (Antara Jatim) - Wakil Gubernur Jawa Timur H Saifullah Yusuf menegaskan bahwa provinsi yang dipimpinnya relatif kondusif pasca-terbitnya Peraturan Gubernur (Pergub) Jatim Nomor 51 Tahun 2014 tentang larangan "Islamic State of Iraq and Syria" (ISIS) pada 12 Agustus 2014.
"Pergub Jatim itu membuat semuanya waspada, semuanya bergerak, baik polisi, TNI, masyarakat, tokoh agama, FKUB, maupun pemerintah daerah," katanya dalam dialog tentang ISIS dengan dosen pengampu Mata Kuliah Umum (MKU) di Universitas Surabaya (Ubaya), Selasa.
Dalam dialog yang dipandu dosen Fakultas Hukum Ubaya Martono, ia menjelaskan beberapa kader ISIS dan kelompok radikal, termasuk masjid dan pesantren yang diduga "dikuasai" mereka, kini dalam pengawasan aparat kepolisian dan FKUB (forum komunikasi umat beragama) setempat.
"Jadi, adanya isu ISIS itu membuat semuanya waspada terhadap berbagai kegiatan oleh mereka yang dilakukan tanpa izin, bahkan masyarakat juga sudah melarang dakwah-dakwah yang dilakukan secara tertutup," katanya.
Menurut Wagub Jatim yang juga salah seorang Ketua PBNU itu, ISIS dan kelompok radikal itu ibarat orang memimpikan dunia seperti surga dengan kondisi yang tertib, rapi, ada pemimpin tunggal, tak ada kejahatan, dan semacamnya, padahal dunia itu "hijau" dan "merah".
"Jadi, ISIS itu sebenarnya persoalan pola pikir dan salah paham, bahkan orang Indonesia yang ikut ISIS itu aneh, karena ISIS itu negara yang diimpikan di Irak dan Syria, sedangkan mereka merupakan warga negara Indonesia, lho kok ikut negara lain?. Orang beragama itu harus pakai ilmu," katanya.
Dalam kesempatan itu, Rektor Ubaya Prof Joniarto Parung menyatakan pihaknya secara berkala mengakan pertemuan dosen pengampu mata kuliah umum untuk hal-hal yang bersifat tematik dan aktual, seperti ISIS, sehingga tidak akan mudah terpecah belah hanya karena banyaknya perbedaan. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014