Oleh Abdul Fatah
Ternate (Antara) - Warga Pulau Halmahera, Maluku Utara (Malut) lebih memilih menjadi petani dan nelayan dibanding menjadi TKI di luar negeri, karena besarnya potensi sumber daya alam baik dibidang perkebunan dan perikanan daerah itu.
"Jangan heran kalau di Malut pada umumnya tidak ada persoalan terkait TKI yang ada hanya masalah tenaga kerja lokal dengan tenaga kerja pendatang yang bekerja di sektor non formal, hal tersebut diminta oleh masyarakat agar menjadi perhatian pemerintah daerah," kata anggota DPD-RI Kemala Motik di Ternate, Kamis.
Dirinya menyatakan bahwa saat bertemu sejumlah tokoh masyarakat, ternyata dapat ditarik kesimpulan kalau nasyarakat berharap pemerintah dapat mengembangkan potensi sumber daya alam di Malut yang cukup menjanjikan, yang secara langsung dapat membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat di daerah, agar ke depan pemerintah tidak menghadapi persoalan terkait dengan pengangguran dan masalah sosial lainnya.
"Peran pemerintah daerah dinilai oleh masyarakat sangat penting dalam melakukan pencerdasan sumber daya manusia yang profesional, agar siap menghadapi kebutuhan lapangan kerja di daerah," katanya.
Oleh karena itu, bicara mengenai TKI yang akan dikirim ke luar negeri, memang untuk warga di Kota Ternate masih kurang berminat.
Dimana, berdasarkan data pemerintah Kota Ternate bulan Agustus 2012 tercatat 13 TKI dan tahun 2013 sebanyak 100 orang TKI dikirim keluar negeri sebagai tenaga pekerja yang profesional, tetapi cara ini dinilai oleh masyarakat bahwa pemerintah kurang memiliki kreativitas dalam mengembangkan investasi di daerah.
Ia mengatakan, dari hasil pertemuan dengan masyarakat beberapa waktu lalu, walaupun sikap pemerintah Kota Ternate tidak menempatkan TKI informal yang bekerja pada sektor Penata Laksana Rumah Tangga (PLRT) karena rentan menimbulkan masalah. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014