Oleh Satyagraha Jakarta (Antara) - Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan Askolani memastikan pembatasan konsumsi bahan bakar minyak bersubsidi yang dilakukan PT Pertamina dapat menahan pelebaran defisit anggaran yang ditetapkan dalam APBN Perubahan 2014 sebesar 2,4 persen terhadap PDB. "Kalau tidak dilakukan, maka defisit kita akan lebih dari 2,4 persen dari PDB dan berisiko kalau membiarkan defisit diatas 2,4 dari PDB," katanya di Jakarta, Senin. Askolani mengatakan kebijakan pembatasan tepat dalam jangka pendek, namun akan lebih baik apabila kebijakan tersebut diikuti solusi lanjutan, agar beban belanja subsidi BBM makin berkurang dan ketahanan fiskal tetap terjaga. "Untuk jangka pendek, ini cukup maksimal. Tetapi dimungkinkan, kalau ada kebijakan tambahan yang dinilai tepat. Seperti kebijakan yang diusulkan pemda DKI atau kebijakan lain yang diusulkan pemerintah," katanya. Askolani menjelaskan penghematan konsumsi BBM bersubsidi memiliki banyak manfaat, salah satunya adalah pemerintah dapat memiliki ruang fiskal memadai untuk belanja yang lebih produktif dan tepat sasaran. "Kita bisa alihkan belanja yang konsumtif ke belanja yang lebih produktif untuk pendidikan, kesehatan dan kegiatan lainnya. Kalau semua untuk BBM, maka APBN tidak punya cadangan untuk belanja yang lebih bermanfaat," katanya. (*)

Pewarta:

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014