Tulungagung (Antara Jatim) - Petani di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, hampir dipastikan mengalami kekurangan pupuk bersubsidi hingga ribuan ton pada 2014 akibat pengurangan alokasi atau pasokan dari pemerintah pusat maupun provinsi. "Hingga akhir Juli 2014 alokasi pupuk bersubsidi di wilayah Kabupaten Tulungagung rata-rata sudah terserap 76 persen lebih," ungkap Kasi Pupuk dan Pestisida Dinas Pertanian Kabupaten Tulungagung Triwidyo Basuki (Okky), Rabu. Ia mencontohkan stok urea yang diproduksi PT Pupuk Kaltim. Berdasar laporan yang dibuat sejumlah distributor yang ditunjuk resmi sebagai penyalur pupuk bersubsidi di wilayah Tulungagung, hingga akhir Juli telah terserap sekitar 17.855 ton. Padahal alokasi urea di daerah ini berdasar peraturan gubernur nomor 84 tahun 2013, alokasi pupuk bersubsidi jenis produk urea untuk kurun tahun anggaran 2014 "hanya" sekitar 23.291 ton. Jumlah itu lebih sedikit dibanding volume serapan urea pada kurun tahun anggaran 2013 yang tercatat mencapai kisaran 26 ribu ton lebih. Menipisnya stok pupuk bersubsidi juga terjadi pada jenis ZA, NPK, serta SP36. Pupuk jenis ZA yang dialokasikan untuk Tulungagung sebanyak 9.446 ton dalam kurun setahun, hingga akhir Juli telah terserap sebanyak 5.418 atau sekitar 60 persen. Sementara untuk jenis NPK dan SP36 yang masing-masing dialokasikan dalam setahun sekitar 13.152 ton dan 1.403 ton, lanjut Okky, hingga akhir Juli telah tersedot petani sebanyak 9.221 ton (70,1 persen) dan 1.162 ton (82 persen). "Kami berharap pengajuan tambahan alokasi pupuk bersubsidi untuk wilayah Tulungagung bisa segera direalisasikan oleh Pemprov Jatim dalam waktu dekat," kata Okky. Kekurangan pasokan pupuk bersubsidi telah diperkirakan berbagai kalangan pemerhati dan pelaku distribusi pupuk sejak awal 2014 silam. Selain dipengaruhi perilaku distributor nakal, pengurangan jatah/alokasi pupuk bersubsidi oleh pemerintah pusat menyebabkan kuota masing-masing daerah ikut berkurang jauh, bahkan di bawah rencana definitif kebutuhan kelompok (RDKK) tingkat kabupaten/kota. Dinas Pertanian Tulungagung menyadari betul risiko tersebut, sehingga sejak awal pertengahan Februari 2014 mereka mengajukan permohonan tambahan alokasi pupuk bersubsidi untuk jenis urea sebanyak 6.000 ton, ZA sebanyak 4.000 ton, dan NPK sebanyak 5.000 ton. (*)

Pewarta:

Editor : Endang Sukarelawati


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014