Jarum jam masih menunjukkan pukul 16.00 WIB, yang berarti masih sekitar dua jam kurang sedikit waktu adzan maghrib untuk daerah Jakarta dan sekitarnya. Namun, halaman Kota Tua yang berada tepat di Museum Fatahillah sudah disesaki pengunjung, mulai orang tua, remaja hingga anak-anak. Aktivitas mereka juga bervariasi. Yang tua hanya duduk-duduk melihat anak-anaknya bermain, berlari dan berteriak-teriak. Sedangkan yang remaja mayoritas bersepeda kuno sambil sesekali berhenti untuk sekadar berfoto "selfie" dengan latar bangunan-bangunan tua peninggalan zaman penjajah. "Hati-hati, jangan jauh-jauh larinya," ucap salah seorang ibu paruh baya kepada anaknya yang tengah berkejaran dengan seorang kawannya. Di sudut kiri pelataran halaman, terdengar alunan musik tradisional diiringi sesekali suara pecutan. Rupanya sedang ada pertunjukan kuda lumping di sana. Seorang anak kecil berusia sekitar delapan tahunan diikat dan tubuhnya dibalut kain putih dengan ikatan di atas kepala. Mirip jenazah yang dikafani lengkap dengan tali pocongnya. Anak itu dimasukkan ke suatu tempat dipenuhi kain hitam dengan terlebih dahulu dicambuk beberapa kali. Hanya dalam hitungan menit, bocah laki-laki itu keluar dengan keadaan tubuh terlepas dari ikatan rapat tadi. "Hebat ya, masih kecil sudah jago main kuda lumping. Apalagi tadi tubuhnya diikat rapat," tutur Ibrahim, salah seorang pengunjung kepada rekannya sembari bertepuk tangan. Tidak cukup itu saja, dua pemuda memegang obor dengan api menyala. Mereka kemudian menenggak bensin di botol air mineral kemudian disemburkannya ke obor dengan posisi ke atas. Riuh tepuk tangan penonton pun kembali pecah. Seorang ibu muda mendekati satu per satu kerumunan penonton dengan menengadahkan kaleng sumbangan pertunjukan. Begitu sedikit gambaran ngabuburit atau waktu menunggu buka puasa di Kota Tua. Bagi yang tidak suka melihat permainan tradisional khas Jawa itu, mereka bisa menuju lokasi pedagang kaki lima yang menawarkan berbagai macam kuliner dan menu buka puasa. "Di sini lengkap, makanan dan minuman apapun ada. Setiap sore juga ada saja pertunjukan maupun hiburan," kata Santi, yang saat itu datang bersama tiga rekannya. Siswi salah satu SMA Negeri di Jakarta tersebut juga mengaku kerap menghabiskan waktu ngabuburit di Kota Tua, terutama akhir pekan. "Kalau Sabtu atau Minggu, pengunjungnya semakin banyak. Asalkan tidak hujan saja, ngabuburit di Kota Tua sangatlah mengasyikkan," tutur dara manis yang rambutnya dibiarkan terurai memanjang tersebut. Selain beraktivitas, pengunjung juga bisa "narsis" dengan latar belakang gedung-gedung tua dan bersejarah, di antaranya Taman Fatahillah, Museum Wayang (Gedung Gereja Batavia), Museum Keramik (Gedung Pengadilan Batavia). Kemudian, Meseum Sejarah Jakarta (Gedung Stadhius Batavia), Museum Bank Mandiri dan Museum Bahari, Cafe Batavia, Kuil Jin De Yuan (Vihara Dharma Bhakti), Gedung Arsip dan bangunan-bangunan lainnya. Tidak jauh dari sana juga ada sejumlah lokasi bersejarah, seperti Pelabuhan Sunda Kelapa, Menara Syahbandar, Masjid Luar Batang, Kota Intan, Kali Besar dan beberapa lokasi lainnya.(*)

Pewarta:

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014