Tulungagung (Antara Jatim) - Tim gabungan Satpol PP dan Dinsosnakertrans Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, meningkatkan pengawasan sejumlah lokasi prostitusi terselubung di daerah tersebut guna mengantisipasi "luberan" pekerja seks komersial (PSK) seiring penutupan Lokalisasi Dolly, Surabaya, yang direncanakan pada 18 Juni 2014. "Ada sekitar tujuh titik lokasi yang menjadi atensi pengawasan kami karena kerap menjadi tempat mangkal sejumlah PSK lokal maupun asal luar daerah," kata Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Tulungagung, Yumar, Kamis. Empat dari tujuh lokasi yang menjadi sasaran utama pengawasan satpol PP adalah eks-lokalisasi Ngujang di Kecamatan Ngantru, eks-Lokalisasi Kaliwungu di Kecamatan Ngunut, komplek pemakaman Cina di Gunung Bolo, Kecamatan Kauman, serta kawasan Metropol di Kecamatan Sumbergempol. Dua titik lokalisasi yang disebut pertama telah ditutup pemerintah dari segala aktivitas pelacuran sejak 2012, sementara dua sisanya merupakan tempat yang dikenal sebagai lokasi mangkal para PSK kelas ekonomi rendah. "Beberapa kali telah kami lakukan razia bersama dan sempat ada PSK yang diduga dari Dolly terjaring petugas," ujarnya. Dari serangkaian operasi yang telah dilakukan Satpol PP, puluhan PSK dan waria berhasil dijaring petugas. Mereka kemudian didata identitasnya untuk menginventarisir jumlah PSK yang beroperasi di Tulungagung. Menurut Yumar, pendataan dan pembinaan tersebut salah satu tujuannya adalah untuk mempermudah petugas mengidentifikasi jika muncul PSK baru yang diduga berasal dari lokalisasi Dolly yang akan segera ditutup 18 Juni. Terakhir, Rabu (11/6), Satpol PP Tulungagung menangkap sedikitnta 12 PSK dan satu waria yang mangkal di kompleks pemakaman cina di Gunung Bolo, Desa Bolorejo, Kecamatan Kauman. Kepala Satpol PP Tulungagung, Bagus Kuncoro mengatakan, giat yang mereka lakukan semata untuk menetralisir adanya prostitusi liar menjelang bulan Ramadhan, serta mengantisipasi munculnya luberan PSK pascapenutupan lokalisasi Dolly, Surabaya, 18 Juni. Mereka yang terjaring akan didata dan diberikan himbauan dari MUI setelah itu dipulangkan. "Kami data dulu setelah itu kita berikan ceramah guna efek jera," ujarnya. (*)

Pewarta:

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014