Oleh Ahmad Wijaya Jakarta (Antara) - Wakil Presiden Boediono menilai peran media sangat penting dalam meningkatkan kesadaran masyarakat dan pemahaman tentang risiko bencana, apalagi Indonesia memiliki letak geografis yang rentan terhadap berbagai bentuk ancaman baik karena alam atau ulah manusia. "Sejumlah besar informasi memiliki efek positif bagi masyarakat untuk dapat memahami arti bencana alam, karena media memiliki kemampuan untuk menyebarkan informasi dengan prinsip transparansi, akuntabilitas dan berkeadilan," kata Boediono saat membuka "Asia Pacific Media Summit on Climate Change, ICTs and Disaster Risk Reduction" (CCIDRR) di Jakarta, Kamis. Hadir dalam acara itu Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring, serta sejumlah media dari negara Asia Pasifik. Wapres mengatakan dalam dekade terakhir Indonesia telah mengalami beberapa gempa besar, banjir dan tanah longsor di berbagai daerah dan yang terbesar menjadi tsunami 26 Desember 2004 yang menghancurkan daerah yang luas di Aceh menyebabkan lebih dari 120.000 korban. Dikatakan Boediono, dari berbagai bencana yang terjadi masyarakat sering menjadi produsen informasi dan kondisi tersebut, juga berlaku di Indonesia dengan memanfaatkan peran media sosial yang saat ini berkembang luar biasa di dunia. Wapres mengharapkan media dalam melaporkan kejadian bencana alam sebaiknya justru jangan menciptakan kepanikan masyarakat, tapi seharusnya bisa memberikan ketenangan. Apalagi, kata Boediono, media massa di Indonesia sejak reformasi 1998 mengalami kebebasan, sehingga siapapun bisa menyiarkan berita yang bisa diakses oleh masyarakat. "Akibatnya tidak ada lagi kata sensor untuk media di Indonesia," ujar Wapres.(*)

Pewarta:

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014