Malang (Antara Jatim) - Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia menyarankan agar Politeknik Kota Malang (Poltekom) ditutup saja, karena selama ini kampus tersebut menyedot dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah cukup besar untuk biaya operasional.
"Selama ini Poltekom menyedot dana Pemkot Malang cukup besar. Sebaiknya memang ditutup saja dan anggaran untuk operasional dari APBD Kota Malang dialihkan untuk kebutuhan lain yang lebih mendesak demi kesejahteraan masyarakat setempat," kata Ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (Aptisi) Jatim Prof Dr Suko Wiyono di Malang, Jatim, Sabtu.
Selain itu, katanya, sebaiknya Pemkot Malang lebih fokus untuk meningkatkan kualitas pendidikan di kota itu mulai dari jenjang SD hingga SMA, sebab pemkot tidak punya kewajiban untuk mengelola perguruan tinggi. Apalagi, dana yang dikucurkan untuk Poltekom dari Pemkot Malang cukup besar, yakni Rp1,8 miliar setiap tahun.
Menyinggung gagasan DPRD Kota Malang untuk menjadikan Poltekom sebagai Balai Latihan Kerja (BLK), Rektor Universitas Wisnu Wardhana Malang itu mengatakan keberadaan BLK memang lebih penting dan mendesak ketimbang kampus Poltekom, apalagi kampus di wilayah Malang juga bertebaran, bahkan program studi teknik pun juga banyak.
Oleh karena itu, tegasnya, untuk apa pemkot mendirikan kampus yang program studinya juga banyak dijumpai di sejumlah perguruan tinggi negeri maupun swasta yang ada di daerah itu.
Bahkan, penutupan Poltekom pun juga tidak akan merugikan mahasiswa, sebab Politeknik Negeri Malang (Polinema) bersedia menampung mereka, dengan catatan ada instruksi dari Kemendikbud.
Sejumlah kampus di Malang yang membuka fakultas teknik adalah Universitas Brawijaya (UB), Universitas Negeri Malang (UM) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN Maliki), Universitas Merdeka (Unmer), Istitut Teknologi Nasional, serta Polinema.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014