Pamekasan (Antara Jatim) - Wartawan koran harian Kabar Madura, Totok Iswanto yang menjadi korban pengeroyokan oknum anggota DPRD berinisial "F" dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Pamekasan, Jawa Timur, hingga kini masih mengaku trauma. "Sampai saat ini saya masih trauma dengan kejadian yang pernah menimpa saya. Kata-kata ancaman hendak dibunuh masih terngiang-ngiang di telinga saya sampai saat ini," kata Totok, Rabu. Totok mengaku masih mengingat dengan jelas, ketika orang-orang suruhan oknum anggota DPRD Pamekasan itu datang kerumahnya dengan wajah yang serta seram, menghardik dan membentak-bentak. Saat datang ke rumahnya, orang-orang suruhan oknum anggota DPRD Pamekasan itu, memang tidak membawa senjata tajam dengan kondisi terhunus. "Tapi sampai saat ini saya merasa sangat tertekan," katanya. Ia menuturkan, dirinya bersama pamannya Achmadi Yasid wartawan harian Radar Madura yang juga menjadi korban pengeroyokan oknum anggota DPRD Pamekasan dari PKB itu memang telah meminta perlindungan polisi, yakni Polsek Bluto. Bahkan beberapa hari lalu, polisi telah melakukan oleh tempat kejadian perkara (TKP). Hanya saja, Totok tetap mengaku ketakukan, karena tempat ia liputan bukan di Kabupaten Sumenep, melainkan di Kabupaten Pamekasan, sehingga setiap hari Totok harus pulang pergi Sumenep-Pamekasan yang jaraknya mencapai 60 kilometer lebih. "Bisa-bisa di tengah jalan saya lalu dicegak oleh suruhan anggota dewan itu, karena dia memang dikenal banyak memiliki anak buah preman," tutur Totok. Korban kekerasan yang dilakukan oknum anggota DPRD dan massanya itu adalah Totok Iswanto, wartawan koran harian Kabar Madura yang kesehariannya bertugas melakukan liputan di Pamekasan, serta wartawan harian Radar Madura Achmadi Yasid. Kasus kekerasan yang menimpa Totok Iswanto terjadi karena yang bersangkutan menulis berita tentang dugaan korupsi tempat pembuangan akhir (TPA) sampah di Desa Bidang, Kecamatan Pasean, Pamekasan, yang kasusnya kini disidik Kejaksanaan Negeri (Kejari) setempat. Oknum anggota DPRD itu tidak terima dengan tulisan itu, dan pada Sabtu (17/5) malam sekitar pukul 19.30 WIB, wakil rakyat dari salah satu partai politik tersebut mendatangi rumah Totok di Desa Bluto, Kecamatan Bluto, Pamekasan. Oknum anggota DPRD Kabupaten Pamekasan itu datang ke rumah Totok Iswanto dengan membawa massa, mengendarai dua unit mobil, yakni Kijang Kotak dan Honda Jazz berwarna silver. Setibanya di depan rumah Totok di Jalan Raya Bluto, salah seorang pemuda turun dari mobil itu. Dia mengaku wartawan media Independen, dan diikuti oleh yang lainnya. Saat itu juga massa lalu memprotes pemberitaan tentang kasus dugaan korupsi TPA yang kini sedang disidik tim penyidik Kejari Pamekasan. Gerombolan orang-orang yang datang ke rumah Totok itu minta menyebutkan siapa orang yang menyuruh menulis berita dugaan korupsi TPA di Desa Bindang, Kecamatan Pasean, Pamekasan. Dalam dialog dengan massa itu, Totok sempat diintimidasi akan dibunuh, karena menurut mereka, anggota DPRD Pamekasan yang diduga terlibat dalam kasus itu menyatakan tidak terlibat. Saat pembicaraan antara Totok dengan massa yang digerakkan anggota DPRD Pamekasan ini berlangsung, tiba-tiba wartawan Radar Madura Akhmadi Yasid berupaya menengahi permasalahan antara Totok dengan gerombolan massa itu. Akhmadi Yasid yang tak lain merupakan sadara sepupu korban, mencoba untuk memperjelas persoalan yang dipermasalahkan oleh oknum anggota DPRD bersama massanya. Tujuannya agar menemui titik terang. "Tunggu-tungu dulu pak biar semuanya jelas tolong ambil surat kabar yang dipermasalahkan. Kemudian mana tulisan yang salah dalam surat kabar ini, biar tidak ada kerancuan dan bisa diselesaikan secara baik-baik. Jika sampean minta nara sumber, di sini sudah jelas siapa yang mengungkapkan," kata Akhmadi Yasid ketika itu. Namun, secara tiba-tiba salah seorang di antara mereka yang datang ke rumah Totok itu langsung memukul Yasid. Pria ini berupaya membela diri. Pada saat yang sama, warga tetangga Totok mulai berdatangan, mengepung oknum anggota DPRD Pamekasan dan orang-orang bayarannya itu, hingga akhirnya mereka melarikan diri dari kejaran massa warga setempat. (*)

Pewarta:

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014