Pacitan (Antara Jatim) - Puluhan rumpon nelayan Pacitan, Jawa Timur, diyakini berada di wilayah perbatasan laut Indonesia-Australia yang sampai saat ini masih disengketakan, kata Kepala Bagian Teknik Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Tamperan, Kabupaten Pacitan, Choirul Huda, Senin. "Itu estimasinya. Tidak ada jumlah pasti karena nelayan cenderung tertutup soal keberadaan rumpon mereka dengan alasan keamanan," kata Huda saat dikonfirmasi Antara terkait penangkapan lima nelayan andon (pendatang) asal Sinjai, Sulawesi Selatan di perairan perbatasan Indonesia-Australia di selatan Pacitan, Senin. Keberadaan rumpon-rumpon itu menjadi masalah karena lokasinya berhimpit dengan perbatasan zona ekonomi esklusif (ZEE) kedua negara, yakni di radius antara 180-200 mil dari garis pantai Kabupaten Pacitan. Akibatnya, aktivitas nelayan saat melakukan penangkapan ikan di sekitar rumpon diduga kerap bersinggungan dengan perbatasan Australia. Risiko pelanggaran batas wilayah laut terjadi karena posisi rumpon yang dipasang di tengah laut lepas dengan menggunakan pemberat, masih bisa bergerak hingga radius satu kilometer di sekeliling titik ordinat aslinya. "Sejumlah nelayan (dengan modal) besar banyak memasang rumpon di jalur pelayaran internasional yang sebenarnya menjadi penanda perbatasan antarnegara karena di sana banyak tuna besar," jelas Huda. Pemasangan rumah ikan buatan di tengah laut lepas tersebut diakui Huda sulit dikendalikan. Pasalnya, kata dia, sebagian besar nelayan enggan melapor ke otoritas pelabuhan ataupun dinas kelautan setempat dengan alasan keamanan. "Kami bahkan tidak tahu persis nelayan mana saja yang memiliki rumpon. Mereka takut jika melaporkan kepemilikan rumpon, ikan yang ada di rumpon mereka mudah dideteksi nelayan lain sehingga rawan pencurian," imbuhnya. Sebelumnya, lima nelayan andon (pendatang) asal Sinjai, Sulawesi Selatan, diinformasikan tertangkap otoritas keamanan laut Australia, karena melintas batas perairan kedua negara yang berada di radius 200 mil dari garis tepi pantai selatan Kabupaten Pacitan, Jawa Timur pada Senin (19/5), sekitar pukul 19.00 WIB. Kelima nelayan andon yang diidentifikasi bernama Musran, Nasrullah, Mustang, Ila dan Surya tersebut kini ditahan otoritas keamanan maritim Australia. (*)

Pewarta:

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014